Search Cerita Silat Penginapan Pintu Naga. Djatilaksana (1) SD Liong (18) Siau Dji (1) Siauw Seng (2) Sin Liong (1) So Tat Kie (1) Suparto Brata (1) T Karena pada dasarnya ilmu silat itu harus dicocokkan dengan kemampuan fisik seseorang Wiro adalah seorang pendekar dengan senjata Kapak Maut Naga Geni 212 dan memiliki rajah "212" di dadanya Cerita silat Tangan Geledek (Pek-lui-eng) mengisahkan 9 Kakak Rajawali - ROCH. ini adalah binatang yang paling terkenal di karya om Jin Yong, yang melatih Yang Guo (yoko) bertangan satu menjadi pendekar rajawali yang kuat, dengan bantuan pedang besi berat dan berlatih di air terjun, menjadikannya bahkan lebih kuat dibanding saat mempunyai 2 tangan. KitabSakti Naga Kuno Gu Long Cin Keng Cerita Silat. 1 / 60. GAMBAR JURUS JURUS PERISAI DIRI Perisai Diri Maluku. Jurus Dan Gerakan Cimande PUSAKA MANGGALA YouTube. Jurus 5 Jurus Indah Dalam Pencak Silat Khas. Blog Kanuragan Extrem LATIHAN JURUS JURUS TENAGA DALAM 3. Serial Pendekar Sakti Bupunsu 3 Raja Pedang Jilid 007. Jenis Senjata Dan Macam CeritaSilat; Rasa Lelahku Part 1 (Bullying) Rumah Kedua (Part 1) jika terbawa sulit melihat langit kebijaksanaan dalam pelukan pemilik alam, hanya langit memahami isi hati. Kitab langit serupa kitab air, tak nyata tapi ada. Tioning, mengutarakan isi hatinya kepada Pertapa Daun Salju, mohon ijin untuk menuju Bukit Embun, menemui filsuf Dalamgua ia sambil mesatakan jalan keluarnya, sehingga dikemudian hari mudah baginya untuk keluar masuk kesana. Juga ia membuat sebuah terowongan yang dimulai dari mulut gua, yang kiranya terbuat dari susunan batu-batu. Agaknya cianpwee yang luar biasa sengaja membuat mulut gua demikian agar tidak mudah orang luar mencapai tempat itu. GuLong (Naga Kuno) nampaknya diam diam memilki kitab sakti yang menjadi sumber kesaktiannya berkarya. Kitab itu sudah tua sekali, berusia lebih dari seribu tahun. Ditulis di jaman sebelum adanya kertas yang katanya baru beredar di abad pertama sesudah masehi (Sekitar 100 .A.D.). Kurang begitu tahu, apakah original kitab sakti ini ditulis diatas helaian sutra atau tidak, juga kurang begitu tokohsakti dari dunia persilatan akan menjadi pelindung yang setia dari istana Ban seng kiong." Keng thian giok cu Thi Keng dan Sim ji sinni sangat terkesiap, dalam keadaan demikian mereka hanya bisa pasrah kepada nasib. Tak lama kemudian, Tiang pek lojin telah membawa Bu im sin hong Kian Kim siang menghadap. LuaXHo8. Yang Sedang berjalan Panji Sakti Khu Lung Yang sudah tamat 1. Hina Kelana 2. Golok Maut 3. Penggali MakamGu Long - Jin Yong - Liang Yusheng Gu Long Gu Long, yang memiliki nama asli Xiong Yaohu 1937-1985, merupakan penulis cerita silat terpopuler di Taiwan. Keluarganya berasal dari propinsi Jiangxi, China, dan Gu Long lahir di Hong Kong pada tahun 1937. Pada saat berumur 13 tahun, ia pindah ke Taiwan bersama kedua orangtuanya, yang bercerai tidak lama setelah itu. Pada masa awal hidupnya di Taiwan, Gu Long tinggal di sebuah kota tua bernama Ruifang di pinggir kota Taipei, dan mengambil studi di jurusan Inggris sebuah akademi terkemuka Tamkang English Junior College sekarang bernama Universitas Tamkang. Tidak seperti kebanyakan orang yang berusaha keras menyelesaikan studinya agar dapat bekerja di kota besar, Gu Long tidak menyelesaikan studinya dan malah kembali ke kota kecilnya untuk menjalani kehidupan tenang dan mewujudkan impian hidupnya mengarang buku. Gu Long mulai menulis novel di usia 11 tahun dan memperoleh royalti tulisannya yang pertama di usia 19 tahun. Tema utama novel dan prosanya pada awalnya adalah cinta, namun namanya baru melambung dan dikenal orang saat teman-temannya mendorongnya untuk menulis novel cerita silat. Pada awal tahun 60-an Gu Long, di usianya yang ke-23, berkonsentrasi penuh menulis cerita silat. Kisah cinta dalam novel-novel silatnya begitu realistis, mungkin karena pengalamannya sekian tahun menulis kisah cinta, dan gaya penulisannya begitu unik dan orisinil. Karir Menulis Karya Gu Long muncul pada waktu yang tepat saat novel cerita silat sedang digemari baik di Taiwan maupun di Hong Kong. Karir menulisnya yang berlangsung lebih dari 20 tahun secara kronologis dapat dibagi ke dalam 3 periode utama. Karya-karyanya yang ditulis pada periode pertama, seperti Cangqiong Shen Jian dan Piao Xiang Jian Yu, tidak berbeda dengan karya-karya novelis-novelis umum lainnya. Pada periode yang kedua barulah Gu Long mengekspresikan gayanya yang khas dan unik serta pemikirannya yang dalam. Karyanya seperti Da Qi Yingxiong Zhuan dan Juedai Xuang Jian Pendekar Binal/The Remarkable Twins telah mampu menempatkan dirinya sejajar dengan tiga novelis utama Taiwan, Zhu Qingyun, Wo Longsheng, dan Si Maling; mereka berempat disebut dengan “The Four Masters of Taiwan”. Setelah itu muncullah karya-karyanya yang paling terkenal, seperti Chu Liu Xiang Pendekar Pencabut Nyawa dan Duoqing Jianke Wuqing Jian Pendekar Budiman/Romantic Swordsman. Cerita Chu Liu Xiang yang menggabungkan cerita silat, detektif, dan tema cinta, begitu mempesona dan diakui sebagai kisah Sherlock Holmes-nya Asia. Meski Gu Long tidak pernah berhenti menemukan ide-ide baru untuk menghibur para pembacanya, cerita-cerita yang dibuatnya di periode yang terakhir dalam perjalanan karirnya tidak disambut sebaik buku-buku yang ia tulis sebelumnya. Setelah tahun 1975 karyanya menjadi semakin buruk, dan gayanya telah banyak ditiru oleh para penulis pendatang baru. Saat gayanya memudar, kejayaan novel-novel cerita silat pun turut surut bersamanya. Sebuah Pribadi yang Kontroversial Gu Long merupakan seorang yang berkepribadian unik dan kontroversial. Ia hanya mau berbicara dengan mereka yang dikenalnya dengan baik. Ia selalu memulai penulisannya dengan memotong kukunya terlebih dahulu temannya menjelaskan bahwa sesungguhnya Gu Long menggunakan waktu tersebut untuk menyusun dalam benaknya alur cerita yang akan ditulisnya. Ia kadang duduk dan berbaring di atas sebuah papan tulis, karena percaya dengan melakukan itu inspirasi akan mengalir memasukinya. Gu Long sangat suka minum alkohol dan merupakan seorang perokok berat. Ia dapat menghabiskan rata-rata 2 bungkus rokok dalam semalam penyusunan novelnya. Ia juga memiliki reputasi yang buruk di mata penerbit-penerbit, karena ia meminta pembayaran royalti yang tinggi di muka kepada penerbitnya, namun kemudian gagal menyelesaikan novelnya sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan. Akan tetapi penerbit-penerbitnya tersebut menerima saja dari waktu ke waktu, karena mereka takut kehilangan Angsa Emas mereka tersebut. Kisah Cinta Kesempurnaan hidup di mata Gu Long terdiri dari pena, alkohol, dan wanita cantik. Ia menikah 2 kali dan keduanya berakhir dengan perceraian. Dari ke-2 pernikahannya itu ia dikaruniai 3 orang putra dan sebuah luka batin yang mendalam. Kegagalannya dalam membina keluarga mungkin dapat dikatakan karena sifatnya yang suka berfoya-foya. Namun meski gagal dalam 2 pernikahannya tersebut, Gu Long tidak pernah kekurangan wanita cantik dalam hidupnya. Dunia literatur pada waktu itu begitu penasaran mengapa seorang Gu Long yang tampangnya biasa-biasa saja dapat memikat begitu banyak wanita cantik. Sebagian mengatakan bahwa itu dikarenakan kekayaannya, namun Ding Qing murid dari Gu Long, yang mengenalnya dengan baik, mengatakan bahwa karisma Gu Long ada dalam kesepiannya – dan itulah yang telah memikat begitu banyak wanita cantik. Wanita-wanita yang mengenal Gu Long mengerti bahwa ia adalah seorang laki-laki kesepian yang mengejar hal-hal yang baru karena hatinya yang penuh dengan kesepian. Karenanya, Gu Long telah mencintai banyak wanita, namun tidak ada satu hubungan pun di antaranya yang berlangsung lama. Meski Gu Long tidak dapat hidup tanpa teman wanita, ia seringkali mengabaikan wanita yang dicintainya untuk bisa bersama-sama dengan teman-temannya. Sikapnya ini, yang menganggap teman wanita mudah dicari namun sahabat baik sulit untuk ditemukan, telah menimbulkan kebencian di hati teman-teman wanitanya, begitu juga sikapnya yang menganggap hidup ini dengan tidak serius. Akibatnya ke-2 wanita yang menceraikannya dan wanita-wanita lain yang pernah dekat dengannya semua berakhir dengan tidak pernah dapat mengampuni sikapnya itu. Gu Long sebenarnya ingin mengubah cara hidupnya, namun ia tidak mampu. Ia tidak ingin orang lain seperti dirinya. Ia sadar betapa banyak hutang cinta yang dimilikinya. Kehidupannya yang Singkat Gu Long menjadi termasyur di usia muda, namun ia juga meninggal di usianya yang masih muda, pada umur 48 tahun, tanggal 21 September 1985. Ia mati karena alkohol. Alkohol telah menjadi sahabatnya melewati masa susah dan senangnya, namun juga telah menjadi penyebab kerusakan hatinya Gu Long mengidap sakit pengerasan di hatinya/hepatocirrhosis. Pada tanggal 21 September 1985 Gu Long jatuh koma, dan kata-kata terakhirnya adalah “Mengapa tidak ada salah seorang teman-teman wanitaku yang datang mengunjungi aku?” Malam itu pukul 606pm, di rumah sakit Tri-service Taipei, Gu Long mengakhiri penjalanan hidupnya, meninggalkan lingkaran karya tulisnya dan dunia ini untuk selamanya. Para penggemar karya-karyanya terkejut dengan berita tersebut. Teman-teman baiknya menitikkan air mata di depan batu nisannya, tidak mempercayai kepergian Gu Long yang begitu cepat tersebut. Namun, hampir tidak ada seorang pun sanak-saudara, termasuk wanita-wanita yang pernah pernah satu waktu dekat dengannya, hadir pada acara penguburannya. Para profesional menulis untuk mengungkapkan penyesalan mereka akan perginya Gu Long Ngai Hong berkata, orang menggunakan Jin Yong sebagai panutan sebelum munculnya novel-novel Gu Long. Hanya Gu Long yang dapat mendobrak keteladanan Jin Yong tersebut dan menciptakan sebuah gaya yang baru. Insan televisi dan dunia film berkomentar bahwa karya Gu Long merupakan sebuah terobosan dalam sejarah novel-novel cerita silat. Gu Long tidaklah mati, karena karya-karyanya akan tetap bersama dengan kita, teristimewa kreativitasnya yang telah memberi kita cara berpikir yang baru. Karya-karyanya Tahun Judul Cerita Bahasa Inggris 1960 1960 1960 1960 1960 1960 1961 1961 1962 1962 1962 1963 1963 1964 Cangqiong Shen Jian Yue Yi Xing Xei Jian Qi Shu Xiang Xiang Fei Jian Jian Du Mei Xiang Guxing Zhuan Shi Hun Yin You Xia Lu Hu Hua Ling Cai Huan Qu Can Jin Que Yu Piao Xiang Jian Yu Jian Xuan Lu Jianke Xing Huan Hua Xi Jian Lu Divine Sky Sword Eerie Moon and Evil Star The Aura of the Sword and the Fragrance of the Book Bagian kedua ditulis oleh Mo Yusheng Lady Xiang's Sword The Poisonous Sword and the Fragrant Plum Blossom Kebanyakan ditulis oleh Shangguan Ding The Lonestar Swordsman The Story of the Lost Soul The Tale of a Wandering Swordsman Flower-Guarding Bell / Amanat Marga Tune of the Colourful Ring Broken Gold and Incomplete Jade Lingering Fragrance in the Rain of Sword The Tale of a Remarkable Sword The Journey of a Swordsman The Tale of Refining the Sword Like Cleansing the Flower / Misteri Kapal Layar Panca Warna 1964> Qingren Jian / The Lover's Sword 1965> Da Qi YingXiong Zhuan Tie Xie Da Qi / The Legend of the Passionate Daqi Hero 1965> Wulin Wai Shi / A Fanciful Tale of the Fighting World / Pendekar Baja 1966> Ming Jian Fengliu / A Graceful Swordsman / Renjana Pendekar Bagian penutupnya ditulis oleh Qiao Qi 1967> Jueidai Xuang Jian / The Remarkable Twins / Pendekar Binal ?> Chu LiuXiang Chuanqi / The Legend of Chu LiuXiang / Pendekar Pencabut Nyawa 1968> Xie Hai Piao Xiang / Lingering Fragrance in the Sea of Blood / Maling Romantis 1969> Da Shamo / The Great Desert / Rahasia Ciok Kwan Im 1970> Huamei Niao / The Thrush / Peristiwa Burung Kenari ?> Chu Liu Xiang / Sequel to Chu Liu Xiang 1970> Gui Lian Xia Qing / The Love Story of A Ghost and a Swordsman / Pendekar Harum 1970> Duoqing Jianke Wuqing Jian / The Sentimental Swordsman and the Ruthless Sword / Pendekar Budiman Dikenal juga sebagai Little Lee's Flying Dagger/Romantic Swordsman 1971> Bianfu Chuanqi / The Legend of the Bat 1971> Huanle YingXiong / A Merry Hero / Pendekar Riang 1971> Da Renwu / A Big Shot / Tokoh Besar 1972> Taohua Chuanqi / The Legend of the Peach Blossom 1973> Xiao Shiyi Lang / The Legend of the Deer-Carving Sabre / Cinta Kelabu Seorang Pendekar Dikenal juga sebagai Treasure Raiders 1973> Liuxing, Hudie, Jian / Shooting Star, Butterfly, Sword 1974> JiuYue Ying Fe / The Eagle Flying in September / Gadis Boneka ?> Qi Zhong WuQi / Seven Kinds of Weapons 1974> Changsheng Jin / Longevity Sword / Pedang Panjang Umur 1974> Biyu Dao / Jade Sabre / Golok Kemala Hijau 1974> Kongque Ling / Peacock Feather / Badik Merak 1974> Duoqing Huan / Sentimental Ring 1975> Bawang CIANG / King Spear 1975> Tianya, Mingyue, Dao / The End of the World, The Bright Moon, The Sabre / Peristiwa Bulu Merak 1975> Qi Shashou / Seven Assassins 1975> JiAn, Hua, Yianyu, Jiang Nan / Sword, Flower, Misty Rain, South of the Yangzi River 1975> Ciangshou, Shouqiang / The Gunman and the Pistol cerita pertarungan modern menggunakan pistol 1975> San Shaoye De Jian / The Sword of the third little master / Pendekar Gelandangan 1976> huopin xiao shiyi lang / the sequel to the deer-carving sabre 1976> Quantou / Fists 1976> Lu XiaoFeng Chuanqi / The Legend of Lu XiaoFeng 1976> Xiuhua Da Dao / The Bandit who did needlework 1976> Juezhen qian hou / Before and after the final duel 1976> Bian Cheng Langzi / The Black Sabre / Peristiwa Merah Salju 1976> Xie Yingwu / The Bloody Parrot 1976> Bai yu laohu / white-jade tiger / harimau kemala putih 1976> dadi fei ying / land of the condors 1977> Yin gou dufang / silver-hook gambling house 1977> youling shanzhuang / phantom manor 1977> yuan yue wan dao / full moon curved sabre / Golok bulan sabit/dewa golok sebagian besar ditulis oleh sima ziyan 1977> Bi Xie xi yin ciang / green-blood silver-cleansing spear 1977> fei dao, you jian fe dao / flying knife, flying knife returns sekuel dari flying dagger atau romantic swordsman 1978> Xin yue chuanqi / the legend of the new moon 1978> Libie Gou / Parting Hook 1978> Feng wu jiu tian / the phoenix dancing on the ninth level of the heaven / manusia tanpa wujud 1978> Yingxiong wu lei / a hero without tears 1978> qi xing long wang / seven-star dragon king 1979> wuye lanhua / the orchid at midnight 1980> feng ling zhong di dao sheng / the sound of the sabre accompanied by wind chimes penutupannya ditulis oleh yu donglou 1981> bai yu diao long / white-jade carved dragon / Lencana pembunuh naga sebagian besar ditulis oleh zhong suimei 1981> jian shen yi xiao / the smile of the sword god 1982> nu jian kuang hua / furious sword and mad flowers sebagian besar ditulis oleh ding qing 1982> na yi jian de fengqing / the subtle touch of the sword sebagian besar ditulis oleh ding qing 1983> bian cheng dao sheng / the sound of the sabre in a border town sebagian besar ditulis oleh ding qing 1984> lieying, duju / hunting hawk, gambling game Jin Yong Jin Yong, yang memiliki nama asli Cha Liang Yong atau dikenal sebagai Louis Cha di kalangan internasional, dilahirkan di Zhejian China pada tahun 1924. Dia sebenarnya belajar untuk menjadi seorang diplomat namun malah mengejar karir di bidang jurnalistik. Bosan hanya menulis berita, Jin Yong mulai mencoba menulis resensi film, menulis skenario film, sampai pada akhirnya menulis novel. Menulis novel inilah rupanya kekuatan utama dari Jin Yong. Novel pertama Jin Yong ditulis pada tahun 1955 dengan judul Pedang dan Kitab Suci Shu Jian En Chou Lu. Novel ini diterbitkan secara berseri di suratkabar Xin Wan Bao, Hong Kong, dan mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Jin Yong kemudian mendirikan suratkabarnya sendiri, dengan nama harian Ming Pao Daily, dan menerbitkan novel-novelnya secara berkala di suratkabarnya tersebut. Secara total terdapat 13 novel 12 novel panjang dan 1 novel pendek dan 2 cerita pendek yang ditulis Jin Yong dalam selang waktu 17 tahun, dari tahun 1955 sampai 1972. Tahun 1972 Jin Yong menyelesaikan penulisan novelnya yang terakhir, Kaki Tiga Menjangan Lu Ding Ji, yang telah dimulainya sejak 1969 dan berikrar untuk tidak menulis novel lagi. Sampai hari ini ikrarnya masih tetap dipegang, namun nama besarnya terus hidup. Karya-karyanya 1955> Shu Jian En Chou Lu / Pedang dan Kitab Suci 1956> Bi Xue Jian / Pedang Ular Emas 1957> She Diao Ying Xiong Zhuan / Legenda Pendekar Rajawali 1959> Shen Diao Xia Lu / Kembalinya Sang Pendekar Rajawali 1959> Xue Shan Fei Hu / Rase Terbang dari Pegunungan Salju 1960> Fei Hu Wai Zhuan / Si Rase Terbang 1961> Yi Tian Tu Long Ji / Pedang Langit & Golok Naga 1961> Yuan Yang Dao / Sepasang Golok Mustika 1961> Bai Ma Xiao Xi Feng / Kuda Putih Menghimbau Angin Barat 1963> Lian Cheng Que / Pedang Hati Suci 1963> Tian Long Ba Bu / Pendekar-Pendekar dari Negeri Tayli 1965> Xia Ke Xing / Medali Wasiat 1967> Xiao Ao Jiang Hu Hina Kelana 1969> Lu Ding Ji / Kaki Tiga Menjangan 1970> Yue Nu Jian /Pedang Puteri Yue Liang Yusheng Liang Yusheng merupakan nama pena Chen Wuntong. Ia lahir di kabupaten Mengshan, propinsi Guangxi. Tumbuh dalam sebuah keluarga yang terkemuka, ia memiliki kesempatan untuk membaca banyak tulisan-tulisan dan puisi-puisi klasik. Ia mengikuti Profesor Jian Youwun mempelajari sejarah di tahun 1943, dan kemudian masuk ke Universitas Lingnan untuk belajar ilmu Ekonomi Internasional. Setelah lulus ia bekerja di surat kabar Sin Wan Bao di Hong Kong, dan tinggal di sana setelah tahun 1949. Liang Yusheng suka membaca novel-novel keksatriaan sejak ia masih kanak-kanak. Sebagai seorang penulis berbakat yang menaruh minat kepada sejarah dan kesusasteraan, ia telah menulis banyak kolom, kritik, dan esai dibawah berbagai nama seperti Liang Hueru dan Fong Yuning. Pada tahun 1954 Hong Kong mengadakan sebuah perlombaan untuk umum menampilkan dua sekolah silat terpandang, Taiji dan Baihe. Seluruh kota sangat bergairah dan menantikannya. Surat kabar, Sin Wan Bao, sehubungan dengan itu mendorong Liang Yusheng untuk menulis sebuah serial silat untuk menghibur para pembacanya. Liang Yusheng pun mulai menulis novel pertamanya yang diberi judul Longhu Dou Jinghua, yang sangat sukses di pasaran. Ia pun terus menulis dan menjadi terkenal. Dari tahun 1954 sampai 1984 ia telah menghasilkan 36 buah buku. Liang Yusheng diakui sebagai penulis cerita silat Hong Kong yang paling berpengaruh sama seperti reputasi yang dimiliki Jin Yong. Biasanya Liang Yusheng mengawali novel-novelnya dengan sebuah puisi. Tokoh utama dalam novel-novelnya serba bisa dan tertarik kepada kesusasteraan. Menggabungkan kejadiaan-kejadian sejarah dengan kisah-kisah fiksi juga merupakan gaya Liang Yusheng. Ia tidak memandang Shaolin dan Wudang sebagai partai silat utama seperti yang dilakukan penulis-penulis cerita silat lainnya, sebaliknya ia memuja Partai Tianshan sebagai partai silat yang terutama. Tiga buah novel karyanya yang ia sendiri paling sukai adalah Pingzong Siaying Lu, Nyudi Ciying Jhuan, dan Yunhai Yugong Yuan. Karya-karyanya 1954> Long Hu Dou Jing / Thay Kek Kie Hiap Toan I / Lelakonnja Dua Saudara Seperguruan Golongan Thay Kek Pay 1954> Cao Mang Long She Zhuan / Thay Kek Kie Hiap Toan II / Lelakonnja Dua Saudara Seperguruan Golongan Thay Kek Pay 1956> Qi Jian Xia Tian Shan / Tjhit Kiam Hee Thian San / Tujuh Jago Pedang Dari Thian San 1957> Bai Fa Mo Nu Zhuan / Giok Lo Sat - Pek Hoat Mo Lie / Wanita gagah perkasa - Hantu Wanita Berambut Putih 1957> Sai Wai Qi Xia Zhuan / Tjauw Guan Eng Hiong Toan / Pahlawan-pahlawan dari Padang Rumput 1957> Jiang Hu San Nu Xia / Kang Ouw Sam Lie Hiap / Tiga Dara Pendekar 1959> Huan Jian Qi Qing Lu / Hoan Kiam Kie Tjeng / Sebilah Pedang Mustika 1959> Ping Zong Xia Ying Lu / Peng Tjong Hiap Eng / Antara Dendam Hati dan Tjinta Kasih / Pahala dan Murka 1959> Bing Chuan Tian Nu Zhuan / Peng Tjoan Thian Lie / Bidadari dari Sungai Es 1960> San Hua Nu Xia / San Hoa Lie Hiap / Pendekar Wanita Penyebar Bunga 1960> Hong Xian Nu Xia Zhuan 1960> Jin Ying Jian 1961> Nu Di Qi Ying Zhuan / Lie Tee Kie Eng / Pendekar Aneh 1961> Lian Jian Feng Yun Lu / Lian Kiam Hong In / Kisah Pedang Bersatu Padu 1961> Yun Hai Yu Gong Yuan / Yin Han Giok Kong Lu / Perjodohan Busur Kemala 1962> Bing Po Han Guang Jian / Peng Pok Han Kong Kiam / Pedang Inti Es 1963> Bing He Xi Jian Lu Peng Ho Swi Kiam Pedang di Sungai Es 1965> Feng Lei Zhen Jiu Zhou Hong Lui Tjin Kiu Tjiu Geger Dunia Persilatan 19. 1967> Xia Gu Dan Xin / Hiat Kut Thian Sin / Pendekar Jembel 1963> Da Tang You Xia Zhuan / Tay Tong Yoe Hiap Toan / Kisah Bangsa Petualang 1964> Long Feng Bao Chai Yuan / Liong Hong Poo Tjee Yan / Tusuk Konde Pusaka 1964> Tiao Deng Kan Jian Lu / Pendekar Latah 1966> Hui Jian Xin Mo / Hui Kiam Sim Mo / Jiwa Ksatria ? Fei Feng Qian Long / Hoei Hong Tjiam Liong / Musuh di balik Selimut 1968 Han Hai Xiong Feng / Han Hay Hiong Hong / Pahlawan Gurun 1968 Ming Di Feng Yun Lu / Pendekar Sejati 1969 You Jian Jiang Hu / Kelana Buana 1970 Feng Yun Lei Dian 1972 Guang Ling Jian 1972 Mu Ye Liu Xing / Patriot Padang Rumput 1972 Wu Lin San Jue 1975 Jue Sai Zhuan Feng Lu / Durjana dan Ksatria 1977 Tan Zhi Jing Lei / Taruna Pendekar 1980 Wu Dang Yi Jian / Bu Tong It Kiam 1984 Kuang Xia, Tian Jiao, Mo Nu / Bong Hiap, Thian Kiauw Mo Lie / Pendekar Gila, Tiga Tokoh Naga Sakti 1984 Wu Lin Tian Jiao ? Jian Wang Chen Si ? Huan Jian Ling Qi DAFTAR JUDUL CERITA SILAT MANDARIN LENGKAP Karya KHU LUNG Seri Pendekar Harum Chu Liu Xiang Xu Ji 1. Maling Romantis Xue Hai Piao Xiang Gan KH 2. Rahasia Ciok Kwan Im Da Sha Mo Gan KH 3. Peristiwa Burung Kenari Hua Mei Niao Gan KH 4. Mayat Hidup Kesurupan Roh Gui Lian Xia Qing Gan KL 5. Legenda Kelelawar Bian Fu Zhuan Qi Gan KL 6. Legenda Bunga Persik Tao Hua Zhuan Qi 7. Legenda Bulan Sabit Xin Yue Zhuan Qi 8. Bunga Anggrek di Tengah Malam Wu Ye Lan Hua Seri Pendekar 4 Alis Lu Xia Feng 1. Kaisar Rajawali Emas Gan KL 2. Si Bandit Penyulam Gan KL 3. Duel Antara dua Jago Pedang Gan KL 4. Rumah Judi Pancing Perak Gan KL 5. Keajaiban Negeri Es Gan KL 6. Perkampungan Hantu Gan KL 7. Duel di Butong Gan KL 8. Manusia Yang Bisa Menghilang Gan KL 9. Sang Ratu Tawon Gan KL 10. Senyuman Dewa Pedang Tjan ID Seri 7 Senjata Qi Zhong Wu Qi Zhi 1. Pedang Abadi Zhang Sheng Jian Liang YL 2. Bulu Merak/Badik Merak Kong Que Ling Liang YL 3. Golok Kumala Hijau Bi Yu Dao Tjan ID 4. Gelang Perasa Duo Qing Huan Liang YL 5. Pukulan Si Kuda Binal Li Bie Gou Gan KH 6. Kuda Binal Kasmaran Quan Tou Tjan ID 7. Kait Perpisahan Ba Wang Qian Seri Pendekar Binal Jue Dai Shuang Jiao 1. Balada Kelana Gan KL 2. Bakti Pendekar Binal Gan KL 3. Bahagia Pendekar Binal Gan KL Seri Renjana Pendekar Ming Jian Feng Liu 1. Renjana Pendekar Gan KL 2. Imbauan Pendekar Gan KL Seri Harimau Kemala Putih 1. Harimau Kemala Putih Bai Yu Lao Hu Tjan ID 2. Naga Kemala Putih Bai Yu Diao Long Tjan ID Seri Bara Maharani 1. Bara Maharani Yi Jian Gai Zhongyuan Tjan ID 2. Tiga Maha Besar Tjan ID 3. Rahasia Hiolo Kemala Xia Ke Qian Qiu Tjan ID 4. Neraka Hitam Tjan ID Serial Pisau Terbang Siao Li Duo Qing Jian Ke Wu Qing Jian Pendekar Baja Wulin Wai Shi Gan KL Li Si Pisau Terbang Xiao Li Fei Dao / dulu judulnya Pendekar Budiman Gan KL Peristiwa Merah Salju Bian Cheng Lang Zi Gan KH Rahasia Mo Kau Kaucu Jiu Yue Ying Fei / dulu Gadis Boneka Gan KH Peristiwa Bulu Merak Tian Ya, Ming Yue, Dao Gan KH Pendekar Gelandangan San Shao Ye Di Jian Tjan ID Golok Bulan Sabit Yuan Yue Wan Dao Tjan ID Cinta Kelabu Seorang Pendekar / Anak Berandalan Xiao Shi Yi Lang Gan KH/OPA Bentrok Para Pendekar Huo Bing Xiao Shi Yi Lang Gan KH Pendekar Kembar Gan KL Pendekar Setia lanjutan pendekar kembar Gan KL Amanat Marga Hu Hua Ling Dendam Asmara Goat Ek Seng Shia / Anak Harimau Yue Yi xing Xei OKT/OPA Dendam Sejagat Cang Wan Hen Hikmah Pedang Hijau Wu Qing Bi Jian Gan KL Cheng Hwa Lie Hiap, Pendekar Bunga Cinta Qing Ren Jian Tokoh Besar Da Ren Wu Gan KH Antara Benci Dan Dendam Liu Xing, Hu Die Jian / Meteor Kupu-kupu dan Pedang LLG Golok Bergetar Lonceng Berdenting Feng Ling Zhong Di Dao Sheng Siau Yen Kemelut Di Ujung Ruyung Mas Mi Jian Shen Sing Gan KL Bunga Pedang Embun Hujan KangLam Kiam Hoa Ie Lioe Kanglam Tjan ID Darah Kesatria/Harkat Pendekar Bie Xue Xi Yin Qiang Gan KH Golok Yanci Pedang Pelangi Hong Xiu Dao Jue Gan KL Lencana Pembunuh Naga Tu Long Ling Tjan ID Misteri Kapal Layar Panca Warna Huan Hua Xi Jian Lu / Sukma Pedang Gan KL Pedang Tetesan Air Mata Ying Xiong Long Wang Siau Siau/Tjan ID Pendekar Cacad Wu Lin Sie Jie Tjan ID Pendekar Riang Huan Le Ying Xiong Tjan ID Pendekar Satu Jurus Wu Lin Ba Zhu Gan KL Pulau Neraka Da Xia Hu Bu Tjan ID Rahasia 180 Patung Mas Bai Ba Jin Ren Gan KL Rahasia Peti Wasiat You Xia Lu Gan KL Raja Naga Tujuh Bintang Qi Xing Long Wang YNT Tujuh Pembunuh Qi Sha Sou Tjan ID Sarang Perjudian Qun Hu Terbang Harum Pedang Hujan Elang Pemburu Golok Halilintar Thio Sin Houw Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Romantika Sebilah Pedang Na Yi Jian Di Feng Qing Bukit Pemakan Manusia Kedele Maut Lembah Tiga Malaikat Panji Sakti Pukulan Naga Sakti Si Pedang Kilat Karya CHIN YUNG Sia Tiau Gwa Toan Lima Djago Luar Biasa* Sin Liong Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan* Sin Liong Hoasan Lun Kiam* Sin Liong Trilogi Kisah Memanah Rajawali 1. Memanah Burung Rajawali Sia Tiaw Eng Hiong OKT 2. Kembalinya Pendekar Rajawali Sin Tiauw Hiap Lu Boe Beng Tjoe 3. Kisah Membunuh Naga To Liong To OKT Anak Naga Bu Lim Hong yun Karya Sin Liong Ksatria Baju Putih Pek In Sin Hap Karya Sin Liong Sin Tiauw Thian Lam* Karya Sin Liong Beruang Salju* Karya Sin Liong Anak Rajawali* Karya Sin Liong Pendekar Aneh Seruling Sakti* Karya Sin Liong Putri Harum dan Kaisar Su Kiam In Siu Lok / Pedang dan Kitab Suci Wen Hua/Gan KT Kaki Tiga Manjangan Lu Ding Ji OKT Kisah Si Rase Terbang Soat San Hui Ho versi asli OKT Swat San Hoei Hoe Si Rase Terbang Dari Pegunungan Saldju Siang Djin Balada Kaum Kelana/Hina Kelana Siauw Go Kang Ouw Gan KL Kuda Putih Pek Ma Siauw Si Hong OKT Medali Wasiat Xia Ke Xing / Kisah Para Pendekar Hiap Kek Heng Gan KL/Aicu Pendekar Lugu Gan KL Pedang Gadis Yueh Giok Lie Kiam/Wat Lie Kiam Yueh Nu Jian Serial Silat Pedang Hati Suci Soh Sim Kiam Gan KL Pedang Ular Emas Kim Coa Kiam OKT - Bunga Perak Pedang Neraka lanjutan Pedang Ular Mas bkn karya Chin Yung Pendekar Negeri Tayli Thian Liong Pat Pou Gan KL Pasangan Pendekar Sakti lanjutan Thian Liong Pat Poh* Karya Sin Liong Sepasang Golok Mustika Wan Yo Too OKT Harpa Iblis Jari Sakti Bara Naga Kitab Pusaka Karya Sin Liong Tat Mo Cousu Badai Di Siau Lim Sie lanjutan Tat Mo Cousu Kanglam Koay Hiap Pendekar Kocak Karya LIANG IE SHEN Seri Thian San Sebilah Pedang Mustika Hoan Kiam Kie Tjeng OKT Dua Musuh Turunan Peng Tjong Hiap Eng OKT Pendekar Wanita Penyebar Bunga San Hoa Lihiap OKT Kisah Pedang Bersatu Padu Liang Kiam Hong In OKT Pendekar Pemetik Harpa KHONG LING KIAM Gan KH. Wanita Gagah Perkasa Giok Lo Sat & OKT Hantu Wanita Berambut Putih Pek Hoat Mo Lie OKT Pahlawan Padang Rumput Thjau Guan Enghiong Gan KL 7 Pendekar Pedang Gunung Thian San Thian San Tjit Kiam Gan KL 3 Dara Pendekar Kangouw Sam Liehiap Gan KL Pedang Inti Es OKT Peng Pok Han Kong Kiam OKT Bidadari Dari Sungai Es Peng Tjoan Thian Lie Boe Beng Tjoe Perjodohan Busur Kumala pdf - OKT Kisah Pedang Di Sungai Es/Pengemis Berbisa Peng Ho Swe Kiam * Gan KL Geger Dunia Persilatan Hong Lui Tjin Kiu Tjiu Gan KL Pendekar Jembel Hiap Kut Tan Sin / Pendekar Hina Gan KH. Kelana Buana You Jian Jiang Hu Gan KH. Anak Pendekar Mu Ye Liu Xing Gan KH Gempa Taruna Pendekar Mu Ye Liu Xing SD. Liong Darma Taruna Pendekar SD. Liong Taruna Pendekar Danzhi Jinglei Tjan ID Durjana Dan Ksatria Jue Sai Chuan Feng Lu Gan KL Jala Pedang Jaring Langit Jian Wang Chen Si Bayangan Pedang Dan Panji Sakti Kisah Bangsa Petualang Thai Tong Yu Hiap Toan Tusuk Kundai Pusaka Liong Hong Po Tjha Wan SD Liong Jiwa Ksatria Hui Kiam Sin Mo OPA Pahlawan Gurun Han Hay Hiong Hong Gan KH. Pendekar Latah Tio Deng Kan Jian Lu Gan KH. Tiga Tokoh Maha Sakti Kuang Xia Tian Jiao Mo Nu=Bong Hiap Thian Kiauw Mo Lie Pendekar Sejati Ming Di Feng Yun Lu Gan KH. Si Angin Puyuh Feng Yun Lei Dian / Si Tangan Kilat Lay Hong In Lui Tan Gan KH. Wu Lin Tian Djiao Thay Kek Ki Hiap Toan Kisah Dua Saudara Seperguruan Thay Kek Pay OKT Pendekar Aneh Lie Tee Kie Eng / Memburu Putra Raja Boe Beng Tjoe Tiga Benggolan Maha Sakti Bu Lim Sam Ciat Liang Ie Shen Karya Chin Tung Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin TSL Istana Di Rimba Keramat Sin Kiam Hui Liong Toan / Istana Kumala Putih OPA Senjata Penyebar Maut Tjit Kiam Mo Kiam Sin Tjie Pusaka Buntung Boe Beng Karya Chin Hung Lahirnya Dedengkot Silat / Raja Silat Tjan Tjian Hoa Kui Iblis Seribu Bunga Kim Yan Tjoe Karya Wu Lin Quao Zi/Xiong Ren Ji/Hiong Djin Tjie Bujukan Gambar Lukisan / Lambang Penangkal Maut + Misteri Lambang Maut OKT Menuntut Balas/Pembalasan Seorang Jagoan OKT Lentjana 7 Naga OKT Karya Tan Tjeng Hun Penggali Makam/Pedang Pembunuh Naga OPA Golok Maut Tjan Tjie Leng OPA Karya Tang Fei Pahlawan Harapan Liong Hong Kiam Lauw Tsu Eng Karya Tong Hong/Ting Hong Suling Pualam dan Radjawali Terbang Giok Tek Hwie Tiauw OPA Ko Goan Kie Hiap Pendekar Dataran Tinggi Tong Hong Saduran / Karya Buyung Hok Anak Pendekar Ilmu Pedang Mayapada/ Pendekar Pedang Wu Ci San Istana Terpendam / Rahasia Istana Kuno Manusia Durdjana Mustika Gaib Perintah Maut Saduran Chung Sin Anak OPA Mutiara Pusaka Kim Ta Wan Pembunuh Gelap OPA Raja Silat Pelenyap Sukma Saduran / Karya Chung Sin Jago Dari Daerah Biauw Kisah Panah 7 Warna Thaj It To Liong Kiam Manusia Beratjun Djin Kiam Gian Ong Pendekar Penasaran Pendekar Gagu Kim Eng Kiam Putri Radja Gunung Tongkat Rantai Kumala Kim Lan Phay / Seruling Kumala-sampul Chin Yung Saduran/Karya Gan Kok Hwie Gan KH Badik Buntung Bu Lim Su Cun Cincin Berdarah Hong Lui Bun / Memburu Naga Kumala - Tjan ID Malaikat Maut Musuh Bayangan Pedang Kayu Cendana Unta Sakti Pat Poh Thian Liong/Patung Emas Kaki Tunggal Pedang Darah Bunga Iblis Hoat Kiam Mo Hoa / Terror Bwe Hwa Hwe Put Joh Taysu Rahasia Si Badju Perak Tugas Rahasia Walet Emas Walet Perak Saduran / Karya Gan Kok Liang GAN KL Balada Kaum Kelana Chin Yung Bara Naga Ta Sak Sou Lioe Djun Jang Durjana Dan Ksatria Liang Ie Shen Ek Gwa To Liong Kisah Jago Terpendam Di Tanah Asing Hati Budha Tangan Berbisa Tok Jiu Hud Sim Hikmah Pedang Hijau Wu Qing Bi Jian Khu Lung Hong San Koay Khek Pendekar Aneh Dari Alas Pegunungan / Pendekar Misterius Misteri Kapal Layar Panca Warna Khu Lung Musuh Di Dalam Selimut Hui Hong Tjiam Liong Pahala Dan Murka Liang Ie Shen Pedang Kiri Pedang Kanan Pendekar Binal binal, bakti, bahagia Khu Lung Pendekar Budiman Khu Lung Pendekar Bungkuk / Sepasang Hantu Bungkuk - sampul SD. Liong Gan KL Pendekar Kidal Cin Cu Ling Tong Hong Giok Pendekar Satu Jurus Khu Lung Pendekar Rajawali Sakti bag 1, 2, dan 3 Chin Yung Rahasia 180 Patung Emas Khu Lung Thian Ge Tjiat Kiam Rahasia Benteng Kuno Si Pedang Kilat Tiga Pedang Tujuh Ruyung Sam Po Cu 3 Mutiara Saduran / Karya Hong San Khek Giok Siauw Gin Kiam Golok Naga Kembar Ngo Seng To Ong Sun Giok Hong Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Silat Saduran / Karya Kho Pek Hong Pendekar Durdjana Saduran / Karya Kho Pek Houw Naga Beracun Makam Mudjidjat Manusia Djahanam Sepasang Mustika Neraka Serial Saduran/Karya Kim Tiauw Pendekar Lengan Buntung Istana Hantu Saduran/Karya Kwee Oen Keng Pedang Pembunuh Asmara Pek Hiat Kim Tjee Lembah Burung Hong Bermimpi Cerita Lepas Saduran/Karya Liong Pei Yen Wan Hiap Beng Persekutuan Satria Utama / Ksatria Sakti - sampul Chin Yung Im Yang Kiam Gadis Berpedang Merpati Pendekar Pedang Sakti Bwee Hoa Kiam Hiap/Munculnya Seorang Pendekar - Tjan ID Saduran/Karya Oey Yong Bayangan Maut Seruling Haus Darah Hiat Tok Sian Djin - sampul Chin Yung Pukulan Berdarah Koay Hiap Hiat Kun Pendekar Botak Serial Saduran/Karya OHG Oh Hok Gie Pasangan Pendekar Lembah Tjatjad bag 1 Pasangan Pendekar Lembah Tjatjad bag 2 Pendekar suling Kumala Pedang Keadilan Pedang Keadilan bag 2 Intan Biru di Lembah Sesat Badai Di Rimba Persilatan Pahlawan Harapan Liong Hong Kiam Belibis Sakti Tjutjuran Darah Saduran/Karya OHPA Terror Tengkorak - Kelana Maut lanjutan Terror Tengkorak - Khu Lung Mawar Berdarah OHPA Saduran/Karya OKL Pedang Iblis Langit Thian Mo Kiam Seruling Pelenyap Sukma Thiat Tjui Tjen Bu Lim / Kitab Pusaka Rahasia Istana Hantu Kwie Pao / Tengkorak Maut-Tjan Karya WO LUNG SHEN Seri Rahasia Kunci Wasiat 1. Rahasia Kunci Wasiat 2. Bayangan Berdarah 3. Rahasia Istana Terlarang 4. Budi Kesatria Persekutuan Tusuk Kundai Kumala 1. Persekutuan Tusuk Kundai Kumala 2. Makam Asmara Pena Wasiat Lambang Naga Panji Sakti Lovely Dear Pendekar Asmara Tangan Iblis Pengelana Tangan Sakti Pusaka Para Dewa Si Penakluk Dewa dan Iblis Tabib Gila Pendekar Cinta 1. Dendam Kesumat 2. Rahasia Lukisan Kuno 3. Bidadari Dari Thian-San Thian San Thian Lie 4. Perkampungan Misterius 5. Balada Pendekar Kelana Serial Saduran/Karya OKT Oey Kiem Tiang Nama lain Aulia, Boe Beng Tjoe berdua, K, KT, Huang. Hay Tong Kok Pertempuran di Lembah Hay Tong Zheng Zhengyin Eng Djiu Ong Zheng Zhengyin 9 Maharaja Pendekar Yang Berbudi Dusun Tanpa Lawan Hiat Hay Tjie Kioe Kang Lam Hiap Soe Kim Coa Kiam Pedang Ular Mas Kim Kiam Yan atau Nona Gagah Dari Hongkang Pedang Penakluk Golok Pembasmi / Pedang dan Golok Yang Menggetarkan Pedang Yang Menggetarkan / Iblis Sungai Telaga -Tjan ID Rahasia Gelang Kemala / Rahasia Gelang Pusaka Raja Yang Mengembara Kian Liong Kun Yu Kanglam Sebuah Tjap Keradjaan Giok Sie Toan Kie- Wu Lin Qiao Zi Lencana Keramat - Sampul Liang Ie Shen Sebilah Pedang Mestika Hoan Kiam Kie Tjeng Sembilan Dara Tjantik Kioe Bie To Sintju Eng Hiap Thjit Hiap Pat Kiam Warisan Seorang Pangeran Saduran/Karya Boe Beng Tjoe OKT Giok Bin Thian Lie Cula Naga Dan Pendekar Sakti Liong Kak Sin Hiap Panglima Wanita Perkasa Lie Kiat Cin Houw Toan Pat Kauw Cu Mestika Delapan Mata Si Bibir Merah Yan Tjie To Si Pedang Setan Saduran OPA Oh Peng An Hiat Liong Toan Tamu Dari Gurun Pasir I & II Toh Liong Keng Hong / Pendekar Gurun - sampul Khu Lung Serial Thian San Lui Tian Kiam See Hek Hui Liong Toan Kisah Si Naga Terbang Thian San Lui Tian Kiam Pedang Kilat Dari Thian San Buku Hitam Hek Sie Menebus Dosa Lanjutan Buku Hitam Air Mata Dan Darah Kang Ouw Lui / Pedang Air Mata Darah Bayangan Darah Berkelebatnya Sinar Pedang Kiam Khie Kay Sam Ho Bidadari Dalam Sarang Hantu Dara Perkasa Berbaju Merah Tjek Sim Ang Hiap Djeritan Sukma di Lembah Maut Golok Maut Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Kipas Wasiat Lembah Beracun, Cover Khu Lung / Lembah Patah Hati Lembah Merpati Makam Bunga Mawar Tjukat Tjeng In Manusia Dari Acherat / Hati Budha Tangan Berbisa - Gan KL Naga Merah I& II - Khu Lung Pahlawan Benteng Pandji Pusaka Pandji Wulung / Gagak Hitam - cover Karya Chin Yung Pintu Neraka Rahasia Kampung Setan - OPA - lihat Tjan ID Selamat Pulang Neraka / Gapura Neraka, Cvr Khu Lung Tangan Berbisa, Cvr Khu Lung Sepasang Pendekar Djelita Tjeng Hiap Siang Tju Si Pincang Bu Lim Mo Djit Kie / Pendekar Keramat - sampul Khu Lung Terror Djimat Merah Saduran/Karya Sie Djiak Liong SD Liong Lam Beng Tjiam Liong Naga Dari Selatan Hengtian Siau To Lanjutan Lam Beng Tjiam Lion Pendekar Bloon karya SD Liong Bloon Cari Jodoh Lanjutan Pendekar Bloon karya SD Liong Tjiok Tik Tjiam Long Djago Silat Di Telaga Agung / Dendam Asmara Pukulan Naga Berbisa Kim Go Tok Tjiang/Benci Tapi Rindu lanjutan Dendam Asmara Gan KH. Persekutuan Tusuk Kundai Kumala Makam Asmara Lanj. Persekutuan Tusuk Kundai Kumala Payung Sengkala Tjan ID Kelelawar Hijau Lanj. Payung Sengkala Dongfong Bai 3 Kitab Pusaka 7 Dara Perkasa / Sepasang Wanita Perkasa Rase Kemala Giok Hou Ko Kiam / Istana Seratus Bunga Golok Pemburu Petir Kuda Besi Dari Istana Biru Kuntilanak / Wanita Iblis Lembah Naga Bermimpi Liong Theng Kiam Hui Pahlawan Laut Selatan Misteri Panji Tengkorak Pandji Sakti = Perebutan Panji Sakti, = Putri Raja Gunung Bulim Kian Kun Kiam Pandji Tengkorak Toh Hun Kie Panji Tengkorak Darah Ko Lo Hiat Kie Pendekar Delapan Penjuru Pat Hong Eng Hiong Banxia Louzhu Pendekar Laknat / Dewa Lembah Penasaran / Pendekar 3 Zaman Bila Pedang Berbunga Dendam Pedang Kunang-kunang Pedang Tanduk Naga Pendekar 100 Hari Pendekar Banci Pendekar Komersil Pendekar Tengkorak Pusaka Negeri Tayli Pukulan Hitam Rahasia Istana Salju / Rahasia Istana Es Peng Kok Ki Wan Singa Emas Saduran / Karya See Bun Yang 3 Pendekar Perguruan Sejati hal. dalam ditulis Liang Ie Shen = Perguruan Sejati sampul Khu Lung Saduran/Karya Tan Seng Tjeng Topeng Setan Saduran/Karya Tang KL Sepasang Pedang Ajaib Ling Liong Siang Kiam 4 Pendekar Menggetarkan Kang Ouw = Bangau Sakti - Chin Tung Saduran Tjan ID Tjan Ing Djioe Angin Topan Badai Rimba Persilatan Dewa Maut Harimau Putih Bagian I & II Imam Tanpa Bayangan Bagian I & II Seri Kunci Wasiat Rahasia Kunci Wasiat Bayangan Berdarah Rahasia Istana Terlarang Misteri Istana Terlarang Budi Ksatria Pendekar Bayangan Setan =Bayangan Iblis Misteri Bayangan Setan Pedang Berkarat Pena Beraksara Persekutuan Pedang Sakti Lanjutan Pedang Berkarat Pena Beraksara Pedang Keadilan Bag. 1 & 2 Iblis Sungai Telaga Anak Harimau Siau-siau 7 Pusaka Rimba Persilatan / Bentroknya Rimba Persilatan Batu Kumala Sakti Bayangan Iblis / Pendekar Bayangan Setan Bukit Pemakan Manusia Cincin Maut Cing Mo Ce Wolong Shen Dua Belas Naga Perkasa Jago Kelana Istana Borang Kedelai Maut Kereta Berdarah Kitab Pusaka Lembah Berdarah Lembah Nirmala Pendekar Kepala Batu/Pendekar Tanpa Tanding Tse Yung Lembah Tiga Malaikat Manusia Srigala Memburu Naga Kumala = Hong Lui Bun - Gan KH Misteri Rumah Berdarah Munculnya Seorang Pendekar = Bwee Hoa Kiam Hiap Pendekar Pedang Sakti - LPY Panji Naga Sakti = Lambang Naga sampul-Khulung Patriot Padang Rumput Liang Ie Shen Pedang Pelangi /Cai Ong Kiam atau Jay Hong Ci'en Pembunuh Misterius Pena Wasiat Chin Hung Pendekar Bego Pendekar Muka Buruk Pendekar Patung Emas Jin Hong Pendekar Bersinar Kuning / Perebutan Patung Emas Pukulan Naga Sakti Pusaka Naga Mas Putri Neraka Rahasia Kampung Setan = Kampung Setan - OPA Sabuk Kencana Setan Harpa Telapak Setan Tengkorak Maut = Rahasia Istana Hantu - OKL Saduran/Karya Tse Yung Pendekar Kepala Batu = Pendekar Tanpa Tandingan = Lembah .Nirmala - sampul Tjan ID Pusaka Rimba Hijau Bu Lim Tiap Kasih Remadja Di Sungai Telaga Kangouw Ai Keng Saduran/Karya Wang Yu 1. Bayangan Pedang 2. Tangan Setan 3. Lembah Walet Terbang 1. Botjah Sakti 2. Kitab Mudjidjat 3. Menara Hantu Selamat Pulang Neraka Seruling Asmara Saduran/Karya Wen Lung Pusaka Ke 13 Kun Gwan Tjap Sa Po Bu Lim Ki Siu Dendam Kesumat Dunia Persilatan Saduran/Karya Wen Wu Irama Penyabut Nyawa Im Jung Kiat = Irama Maut pd sampul - Khu Lung Sampul Maut Ang Teng Hiat Kiam Pedang Pusaka Gak Hui Thian Hia Tee It Kiam Telaga Darah Siat Mo Kiat Cerita Silat Lepas 13 Pendekar Rimba Hidjau Bu Lim Sip Sam Kiam/ Busur Emas Panah Perak Lim Hian Tjoe Tjhiam Tjhiu To Lo Kiam Bingkisan Jang Membawa Bentjana Boe Siang Kun = Hadiah Membawa Bencana - sampul Khu Lung Golok Maut Dari San See Bruce Loo Pek Liong To Budi Houw Lembah Penyabut Nyawa Cheng Pei Pei Manusia Baju Besi Chung Hong Sebuah Gelang Pusaka Po Tjhoan Ki Ilmu Ulat Sutera Thian Chan Pien Huang Yin Rahasia Si Penabuh Maut In Ko Tju Merpati Pedang Purba Kauw Tan Seng Bandjir Darah Di Pulau Neraka Hiat Sie Tee Gak Ta Kiam Hong Tangan Hantu Ie Giok Sam Hiap Kim Yong Riwajat Djago Silat - karya Xiang Kairan Siang Khay Yan Kwo Lay Yen Siluman Ular Lauw Ha Di Pedang Maut Li Ching Ilmu Golok Keramat Bu Tek Sin To Ling Lung = Golok Sakti - sampul Chin Yung Pendekar Burung Walet Lo Lieh Putri Raja LKH Darah Penebus Noda Soe Hay Kie Djien Toan Karya Sie Leng Hong OKTA Lonceng Merenggut Arwah Shie Lan lan Giok Siauw Pit Kip Seruling Pusaka Siang Koan Yeh Ilmu Silat Pengedjar Angin Toei Hong Hoat Soet Siasa Runtuhnya Siuw Liem Sie Siauw Beng Kitab Wasiat SOS Wanita Iblis Tjay Hwan Kie Pokiam It Leng Pedang Pusaka Buntung Pedang Berdarah Tiat Kiam Tju Him TSL = Pedang Darah Chin Yung Panggilan Maut Bu Kek Kiam Pedang Tak Berkutup Tudjuh Acherad Wen Yoe Cerita Silat Karya Lain2 ! Pada Cvr ditulis Lentera Maut Ang Teng Hek Mo Khu Lung Macan Terbang Naga Sakti Hui Houw Sin Liong Lanjutan Lentera Maut Khu Lung Cakar Rajawali Chin Yung Harpa Iblis Jari Sakti Chin Yung Rase Emas Chin Yung Tangan Maut Chin Yung Dendam Iblis Seribu Wajah Khu Lung Panji Sakti Khu Lung Pedang Tanpa Perasaan Khu Lung Pohon Keramat Khu Lung Seruling Perak Dan Sepasang Walet Khu Lung Sian Ku Pokiam Pedang Pusaka Dewi Kayangan Khu Lung Karya Ong To Lok/Wang Du Lu /Wang Tu Lu Pentalogy oleh OKT terbitan Keng Po Ho Keng Koen Lun Burung Hoo Menggetarkan Kun Lun Po Kiam Kim Tjee Pedang Mustika Dan Tusuk Kundai Emas Kiam Kie Tjoe Kong Pedang Berkelebatan Dan Mutiara Berkilauan Go Houw Tjhong Liong Harimau Mendekam Naga Bersembunyi Thiat Kie Gin Pan Pendekar Besi & Djambangan Perak Kiam Boen Pek Giok Cerita Lepas Sioe Tay Gin Piauw Angkin Sulam Piauw Perak Tjie Hong Piouw Tjie Tian Tjeng Song Durhaka Cerita Lepas 8 Jurus Lingkaran Dewa I Penelitian Rahasia Wulin Xin Wen Jishi 8 Jurus Lingkaran Dewa II Sepasang Bayangan Dewa * 4 Opas – Pertemuan Di Kota Raja 1 – Wen Rui An 4 Opas – Misteri Lukisan Tengkorak 2 – Wen Rui An Bayangan Darah – Pho Bu Kek Kang Sin Kang Ching Ching Golok Kelembutan* Kisah Para Naga di Pusaran Badai I & II * Ksatria Negeri Salju* Laron Penghisap Darah – Tjan ID Pedang Sesat Pisau Kematian Pendekar Naga Mas – Yen To Si Pisau Terbang Pulang Liang Y L Serigala Dari Cabang Kunlun - Kwo La Yen Cerita Legenda/Sejarah Kuan Yin Te Tao – Kisah Dewi Kwan Im Lima Raja~Lima Jagoan Cun Ciu Beng Lauw Pang vs Hang Ie Pahlawan Dan Kaisar Zhang Fu SAMKOK / Romance 3 Kingdom Luo Guan Zhong, Sam Po Kong Sam Pek Eng Tay Zhang Hen Shui – Putri Ular Putih KARYA STEVANUS Dari mulut macan ke mulut buaya Kembang jelita peruntuh tahta 1 & 2 Kemelut tahta naga 1 & 2 Kota srigala Menaklukkan kota sihir Panglima gunung Pendekar naga harimau Perserikatan naga api Puing-puing dinasti Sekte teratai putih Teror elang hitam KARYA ARYANI W Golok naga terbang Iblis hitam mengguncang dunia Si manusia besi Utusan neraka KARYA BATARA Kisah Seekor Naga Pendekar Gurun Neraka Pendekar Kepala Batu Pedang Medan Naga Pendekar Rambut Emas Pedang Tiga Dimensi Sepasang Cermin Naga Istana Hantu Rajawali Merah Dewi Penjaring Cinta Golok Maut Naga Pembunuh Tapak Tangan Hantu Rahasia Genta Berdarah Putri Es Kisah Empat Pendekar Dewi Kelabang Hitam Playboy dari Nan King Playgirl dari Pak King Prahara di Gurun Gobi Kabut di Telaga See Ouw Mencari Busur Kumala Naga Merah KARYA ASMARAMAN S. KHO PING HOO Serial Bu Kek Siansu Suling Emas 1. BuKek Siansu 2. Suling Emas 3. Cinta Bernoda Darah 4. Mutiara Hitam 5. Istana Pulau Es 6. Pendekar Bongkok 7. Pendekar Siluman 8. Sepasang Pedang Iblis 9. Kisah Sepasang Rajawali 10. Jodoh Rajawali 11. Suling Emas dan Naga Siluman 12. Kisah Para Pendekar Pulau Es 13. Suling Naga 14. Kisah Si Bangau Putih 15. Si Bangau Merah 16. Si Tangan Sakti 17. Pusaka Pulau Es Serial Pedang Kayu Harum 1. Pedang Kayu Harum Siang Bhok Kiam 2. Petualang Asmara 3. Dewi Maut 4. Pendekar Lembah Naga 5. Pendekar Sadis 6. Harta Karun Jengis Khan 7. Siluman Gua Tengkorak 8. Asmara Berdarah 9. Pendekar Mata Keranjang 10. Si Kumbang Merah Pengisap Kembang 11. Jodoh si Mata Keranjang 12. Pendekar Kelana Serial Si Pedang Kilat Kisah Si Pedang Kilat Pedang Kilat Membasmi Iblis Serial Pedang Sinar Emas Kim-kong-kiam Si Alis Merah Ang-bi-tin / Bi-hong Sin-liong Pulau Tiga Naga Sam-liong-to Pedang Sinar Mas Kim Kong Kiam Serial Dewi Sungai Kuning Dewi Sungai Kuning Huang-ho Sian-li Kemelut Kerajaan Mancu Serial Gelang Kemala Gelang Kemala Dewi Ular Rajawali Hitam Serial Iblis dan Bidadari Iblis dan Bidadari Hwee Thian Mo Li Lembah Selaksa bunga Serial Jago Pedang Tak Bernama Jago Pedang Tak Bernama Bu-beng Kiam-hiap Kisah Sepasang Naga Ji-liong Jio-cu Pedang Ular Merah Ang-coa-kiam Pedang Pusaka Naga Putih Pek-liong Po-kiam Serial Si Naga Langit Kisah Si Naga Langit Jodoh Si Naga Langit Serial Mustika Burung Hong Kemala Mustika Burung Hong Kemala Kisah Si Pedang Terbang Pedang Awan Merah Serial Naga Sakti Sungai Kuning Naga Sakti Sungai Kuning Si Naga Beracun Serial Pendekar Budiman Hwa I Eng-hiong Pendekar Budiman Hwa I Eng-hiong Pedang Penakluk Iblis Sin-kiam Hok-mo, Tangan Geledek Pek-lui-eng Serial Pedang Naga Kemala Giok-liong-kiam Pedang Naga Kemala Giok-liong-kiam Pemberontakan Taipeng Serial Pendekar Sakti Bu-pun-su Lu-kwan-cu Pendekar Sakti Bu-pun-su Lu-kwan-cu Dara Baju Merah Ang I Nio-cu Pendekar Bodoh Pendekar Remaja Serial Pendekar Tanpa Bayangan Bu-eng-cu Pendekar Tanpa Bayangan Bu-eng-cu Harta Karun Kerajaan Sung Serial Raja Pedang Raja Pedang Rajawali Emas Pendekar Buta Jaka Lola Serial Sepasang Naga Lembah Iblis Sepasang Naga Lembah Iblis Pedang Naga Hitam Serial Sepasang Naga Penakluk Iblis Sepasang Naga Penakluk Iblis Rahasia Patung Emas/Bayangan Iblis Dendam Sembilan Iblis Tua Serial Si Pedang Tumpul Si Pedang Tumpul/Kisah Si Pedang Tumpul Asmara Si Pedang Tumpul Serial Lepas Silat Mandarin □ Bayangan Bidadari □ Cheng Hoa Kiam □ Darah Pendekar □ Dendam dan Asmara Pokiam Bodjin □ Dendam Membara □ Dendam Si Anak Haram □ Dua Singa Betina Ouw Yang Heng Te □ Kasih Diantara Remaja □ Kang Lam Tjiu Hiap □ Kilat Pedang Membela Cinta □ Kisah Si Tawon Merah Dari Bukit Hengsan □ Kisah Tiga Naga Sakti □ Maling Budiman Berpedang Perak Gin Kiam Gi To □ Mustika Golok Naga □ Nona Berbunga Hijau Kunlun Hiap Kek □ Patung Dewi Kwan Im □ Pedang Asmara □ Pedang Keramat Thian Hong Kiam □ Pedang Tak Bernama Bubeng Kiam Hiat □ Pek I Li Hiap □ Pembakaran Kuil Thian Lok Si □ Pendekar Baju Putih □ Pendekar Bunga Merah □ Pendekar Cengeng □ Pendekar dari Hoasan Hoasan Tayhiap □ Pendekar Gila dari Shan Tung Shan-tung Koay-hiap □ Pendekar Pemabuk □ Pendekar Tongkat dari Liong San Liong San Tung Hiap □ Pengemis Tua Aneh Ouw Bin Hiap Kek □ Peninggalan Pusaka Keramat □ Pusaka Gua Siluman □ Rajawali Lembah Huai □ Sakit Hati Seorang Wanita □ Sepasang Rajah Naga □ Si Naga Merah Bangau Putih □ Si Rajawali Sakti □ Si Tangan Halilintar □ Si Teratai Emas □ Si Teratai Merah Ang Lian Li Hiap □ Suling Pusaka Kumala □ Tiga Dara Pendekar Siaulim Siaulim Sam Li Hiap □ Wanita Iblis Pencabut Nyawa Toat Beng Mo Li Sypnosis[] Daftar Isi[] Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 tamatH Cover Penampilan[] Konten komunitas ada dibawah CC-BY-SA atau ada pernyataan lain. Serial Pendekar Rajawali Sakti Pendekar Rajawali Sakti adalah nama julukan dari Rangga Pati, seorang pendekar sakti yang dalam petualangannya membasmi kejahatan ditemani oleh seekor burung rajawali raksasa yang sakti. Sinopsis Pendekar Rajawali Sakti Rangga Pati adalah putra dari adipati Karang Setra dan Ibunya bernama Tunjung Melur. Dikisahkan di awal bahwa pada saat Rangga berumur lima tahun, bersama kedua orang tuanya mereka hendak mengunjungi kakeknya. Naas, di tengah perjalanan mereka dicegat oleh pentolan golongan hitam yang sangat kejam dan telengas berjuluk Iblis lembah tengkorak. Penjahat nomor wahid ini dengan kejamnya telah membunuh ayahnya Rangga melalui pertarungan yang tidak imbang, serta memperkosa dan membunuh Ibunya di depan mata. Rangga kecil yang tak berdaya kemudian ditendang ke dalam jurang Lembah Bangkai. Namun takdir berkata lain. Alih-alih si Rangga kecil hancur lumat dalam jurang, dia justru diselamatkan oleh seekor Rajawali Sakti yang kemudian mengobati dan mengajarinya olah kanuragan. Serial Pendekar Rajawali Sakti Rajawali sakti ini dulunya adalah peliharaan dari Pendekar Rajawali Sakti yang hidup di seratus tahun lalu dan merupakan pendekar tanpa tanding hingga akhir hayatnya. Selama lima belas tahun lamanya Rangga hidup di dasar lembah bangkai bersama sang Rajawali. Selain dilatih ilmu silat oleh Sang Rajawali, dalam kesehariannya Rangga diberikan makanan berupa jamur yang mempunyai khasiat memperkuat tenaga dalamnya. Setelah lima belas tahun berlalu dan Rangga berumur dua puluh tahunan, dia dibawa ke sebuah gua yang masih bertempat di lembah bangkai juga. Gua tersebut adalah peninggalan dari Sang Pendekar Rajawali,tuan dari Rajawali yang terdahulu. Di sana Rangga menemukan kitab yang ditulis oleh sang pendekar Rajawali berisi inti sari dari keseluruhan ilmu silat yang dipunyainya. Selain itu juga dia mendapatkan sebilah pedang sakti berukir kepala Rajawali peninggalan sang pendekar. Akhirnya Rangga berlatih di situ kurang lebih lima tahunan sampai ilmu kanuragannya maju pesat mencapai kesempurnaan yang bahkan melebihi dari Pendekar Rajawali Sakti yang terdahulu. Jurus andalan dari Rangga adalah jurus Rajawali Sakti yang terdiri dari lima bagian, yakni Jurus Cakar Rajawali Jurus Sayap Rajawali Membelah Mega Jurus Rajawali Menukik Menyambar Mangsa Jurus Pukulan Maut Paruh Rajawali Jurus Seribu Rajawali Jurus yang terakhir jurus seribu rajawali adalah jurus pamungkas ciptaannya yang merupakan gabungan atau intisari dari keempat jurus terdahulu. Akhirnya setelah berumur dua puluh lima tahun Rangga baru turun dari tempat semedinya dengan menggunakan julukan Pendekar Rajawali Sakti setelah mendapat restu dari roh pendekar rajawali sakti terdahulu. Itulah sinopsis atau gambaran tentang Pendekar kita; Pendekar Rajawali Sakti. Untuk mengikuti sepak terjangnya di dunia kangouw silakan anda baca semua episodenya yang saya sertakan di bawah ini. Selamat menikmati. Download Cersil Serial Pendekar Rajawali Sakti Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 01 iblis lembah Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 02 bidadari sungai Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 03 sepasang walet Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 04 kitab tapak Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 05 naga Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 06 prahara gadis Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 07 pertarungan di bukit Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 08 iblis berwajah Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 09 manusia bertopeng Serial Pendekar Rajawali Sakti Jilid 10 pengantin Pendekar Rajawali Sakti Jilid 34"Anak Hiong. " Souw Peng Hai menarik nafas, "Masihluas di kolong langit, tentunya ada tempat untuk kita berteduh.""Guru telah terluka hingga sedemikian macam, kenapa Kim Hun Tokouw mau melepaskan Guru?" tanya Co Hiong heran."Dia memang sudah mau turun tangan membunuh guru, namun mendadak lonceng di istana Pit Sia Kiong berbunyi, maka dia segera kembali ke sana." Souw Peng Hai memberitahukan."Mungkinkah. Na Siao Tiap sudah datang?" Co Hiongtampak tersentak"Hm!" dengus Souw Peng Hai dingin, "Biar dia musnahkan istana itu!"Co Hiong mengerutkan kening, kelihatannya ia sedang memikirkan sesuatu, sedangkan Souw Peng Hai menarik nafas dalam-dalam, lalu duduk dan menghimpun hawa murninya, Tak lama ia sudah tampak agak bersemangat "Anak Hiong! sebetulnya siapa orang aneh di dalam gua itu?" tanyanya sambil memandang muridnya itu."Panjang kalau dituturkan," sahut Co Hiong."Apa yang engkau alami di dalam gua, tuturkanlah pada guru!" ujar Souw Peng Hiong mengangguk, lalu mulai Hiong mengaku dirinya Bee Kun Bu, melangkah ke dalam gua dengan hati kebat-kebit dan merasa takut tetapi, ia tetap memberanikan diri untuk terus melangkah ke dalam, Setelah melangkah masuk beberapa depa, ia berhenti seraya berkata."Cianpwee, aku sudah memasuki gua ini!"Tiba-tiba berkelebat sosok bayangan ke hadapannya, Bayangan itu tinggi kurus dan begitu cepat tanpa mengeluarkan sedikit suara pun, bagaikan arwah penasaranCo Hiong terkejut Ketika ia baru mau membuka mulut, mendadak merasa bahunya sakit sekali, ternyata bahunya telah dicengkeram orang."Cianpwee. "Baru mengucapkan kata tersebut, badannya telah terangkat dan melayang, Betapa terkejutnya Co Hiong, sebab ia sama sekali tidak mampu melawan atau mengerahkan lama ia sudah sampai di ruang batu yang suasananya remang-remang. Di ruang batu itu terdapat meja dan tempat duduk yang dibikin dari batu pula, Bahkan tampak sebuah lampu minyak menyala remang-remang di atas meja batu Co Hiong terbelalak, ternyata matanya melihat dua orang berdiri di situ, yakni dua anak gadis yang dilemparkannya tadi Kedua gadis itu masih hidup, Sungguh di luar dugaan karena orang aneh di dalam gua tidak menghisap darah mereka. Hanya saja mereka berdua berdiri seperti patung, Begitu melihat Co Hiong, salah satu gadis itu langsung memperlihatkan wajah Hiong menoleh melihat orang aneh itu, bukan main kagetnya setelah melihat orang aneh orang aneh itu putih dan panjang hampir menyentuh tanah, Separuh wajahnya tertutup oleh rambutnya yang panjang itu, cuma tampak sepasang matanya yang menyorot tajam."Cianpwee menyuruhku masuk ada urusan apa?" tanya Co aneh itu menatap Co Hiong, tapi tidak ber-suara, Tatapan yang begitu tajam membuat sekujur badan Co Hiong langsung merinding, Orang aneh itu mendorong sebuah pintu batu. Setelah pintu batu itu terbuka, terdengarlah suara rintihan anak gadis."Kakak Bu! Kakak Bu, engkau di mana?"Co Hiong mengenali suara itu, tidak lain adalah suara Lie Ceng Loan. Semula ia mengira gadis itu telah mati di tangan orang aneh, tapi ternyata tidak, itu membuatnya tertegun dan tidak habis berpikirOrang aneh memandang ke dalam ruang itu, kemudian menarik nafas panjang, lalu membalikkan badannya sambil menggerakkan tangannya memanggil Co Hiong, Sungguh menyeramkan, sebab kuku jari tangan orang aneh itu panjang- panjang Hiong menarik nafas dalam-dalam menenangkan hati, lalu menghampiri orang aneh dan tampak terheran-heran pula, Karena merasa dingin sekali ketika mendekati orang aneh itu, maka Co Hiong teringat akan kata-kata Souw Peng Hai, bahwa orang aneh itu melatih semacam ilmu yang mengandung hawa Hiong memasuki ruang batu itu, ia melihat Lie Ceng Loan duduk di atas sebuah batu. Hati Co Hiong langsung tersentak saking terpesona akan kecantikan Lie Ceng Loan, bahkan terpukau pula, Kalau di dalam gua itu tidak ada orang aneh, mungkin gadis itu telah menjadi miliknya."Nona Lie! Nona Lie!" panggil Co Hiong sambil Lie Ceng Loan berseri dan tersenyum manis, sehingga sepasang matanya berbinar-binar indah."Kakak Bu, engkau sudah selamat?""Ceng Loan!" Co Hiong menggenggam tangannya seraya bertanya lembut, "Kenapa engkau?""Kaka Bu, hatiku merasa lega karena engkau sela mat," ujar Lie Ceng Loan sambil menarik nafas dalam-dalam."Cianpwee!" Co Hiong berpaling memandang orang aneh itu, "Nona Lie kenapa? Apakah dia terluka?"Orang aneh itu cuma menarik nafas, ia tidak menyahut dan bahkan membalikkan Hiong diam, ia tidak berani banyak bertanya, khawatir akan menimbulkan kegusaran orang aneh memandang Lie Ceng Loan dengan penuh perhatian ternyata di kening gadis itu terdapat luka bekas goresan, itu membuatnya terkejut dan ke empat puluh tiga Menutur kejadian Masa Lalu sementara Lie Ceng Loan terus memandang ke depan,Mulutnya terus bergumam dengan suara rendah."Kakak Bu, Co Hiong bilang engkau ditangkap di istana Pit Sia Kiong, Aku... aku cemas sekali, Kakak Bu. Setelah engkau meninggalkan Gunung Kwat Cong San, tahukah engkau, aku sangat merindukanmu!" Hati Co Hiong terasa panas sekali begitu mendengar gumaman Lie Ceng Loan. Sebab gumaman itu merupakan curahan hati gadis itu kepada Bee Kun Bu."Kakak Bu!" Lie Ceng Loan tersenyum. "Akhirnya engkau kembali di sisiku."Usai berkata, gadis itu menggenggam tangan Co Hiong erat-erat, sehingga membuat pikiran Co Hiong Hiong tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung mencium pipi Lie Ceng Loan, Gadis itu tersenyum manis, namun mendadak terbelalak"Siapa engkau? Siapa engkau? Engkau bukan Kakak Bu!Aku mau Kakak Bu!" Hiong terkejut sedangkan orang aneh itu men-dengus, Mendadak Co Hiong merasa bahunya sakit sekali, ternyata orang aneh itu telah mencengkeramnya"Engkau siapa?" bentak orang aneh itu. "Aku,., aku. " Co Hiong tergagap."Ayoh jawab!" bentak orang aneh itu lagi. "Engkau siapa?""Cianpwee, harap. harap dengar dulu!" Co Hiong bersikapsetenang mungkin, padahal ia amat ketakutan Dasar Co Hiong berhati licik. Seketika timbul pula suatu akal dalam benaknya, "Dengarkan dulu penjelasanku. ""Hmm!" dengus orang aneh itu dingin, lalu mengeraskan cengkeramannya."Aduuuh! Aduuuuh!" jerit Co Hiong kesakitan"Co Hiong!" bentak Lie Ceng Loan "Di mana Kakak Bu? Di mana dia?""Cianpwee, aku. aku mengaku diriku Bee Kun Bu, itudemi kebaikan Nona Lie," ujar Co Hiong sambil menahan sakit."Engkau siapa?" "Aku... aku teman baik Nona Lie." Co Hiong menjawab demikian, karena melihat sikap orang aneh itu menyayangi Lie Ceng Loan"Di mana Bee Kun Bu?""Bee Kun Bu ditangkap Kim Hun Tokouw, lalu dikurung di dalam istana Pit Sia Kiong." Co Hiong memberitahukanOrang aneh itu tampak tertegun, lalu memandang Lie Ceng Loan yang kebetulan juga sedang memandang-nya. Maka tersiratlah rasa ketakutan di wajah gadis itu."Nona Lie.,.," Orang aneh itu menarik nafas panjang, "Jangan begitu takut padaku!""Engkau cepat pergi! jangan mendekatiku, aku takuti" seru Lie Ceng Loan "Engkau bukan manusia! Bagaimana mungkin manusia menghisap darah manusia"/""Nona Lie. " Orang aneh itu menarik nafas panjang lagi,"Sudah puluhan tahun aku melatih ilmu Kiu Tok Im Han Kang llmu Hawa Dingin Sembilan Racun, Sudah amat dalam ilmu yang kulatih itu, maka di dalam tubuhku penuh mengandung hawa dingin Ketika engkau memasuki gua, kebetulan hawa dingin di dalam tubuhku sedang bergejolak, Karena tiada lain obatnya kecuali darah hangat, sehingga secara tidak langsung aku telah melakukan suatu kesalahan terhadapmu.""Phui! Siapa pereaya omonganmu? Ayoh, cepat enyah dari sini!" hardik Lie Ceng Loan"Nona Lie, aku cuma menghisap sebagian darahmu, tapi tadi aku telah menggantinya dengan darah ular, Walau engkau akan mengalami rasa panas yang luar biasa, namun justru sangat bermanfaat bagi tubuhmu." Orang aneh itu memberitahukan"Omong kosong! Aku tidak pereaya omonganmu, lebih baik engkau cepat enyah dari sini!" bentak Lie Ceng aneh itu menggeleng-gelengkan kepala, kemudian berjalan mondar-mandir di ruang batu itu. Semula Co Hiong amat mengkhawatirkan Lie Ceng Loan yang membentak-bentak orang aneh itu. Namun ketika melihat orang aneh itu cuma menarik nafas panjang dan menggeleng-gelengkan kepala, hatinya merasa tetapi, Co Hiong merasa heran, kenapa orang aneh itu cuma menghisap sebagian darah Lie Ceng Loan? Dan kenapa kemudian menolongnya lagi dengan darah ular? Co Hiong betul-betul tidak habis berpikir"Nona Lie, kini engkau telah sadar, Maka aku ingin menanyakan seseorang padamu," ujar orang aneh itu. "Apakah engkau sudi memberitahukan?""Engkau mau menanyakan siapa?" tanya Lie Ceng Loan. "Dua puluh tahun lampau, di daerah Kang Lam munculseorang pendekar bermarga Lie," jawab orang aneh itu melanjutkan "Julukannya adalah Gin Kiam Kim Pian Pedang Perak Cambuk Emas. "Mendengar itu, Lie Ceng Loan langsung duduk tegak, sepasang matanya terbelalak dan mulutnya ternganga lebar."Engkau menanyakan Gin Kiam Kim Pian?" Lie Ceng Loan menatapnya."Tidak salah." Orang aneh itu mengangguk "Aku memang ingin menanyakan Gin Kiam Kim Pian-Lie Kwi Cee!""Gin Kiam Kim Pian-Lie Kwi Cee.,." gumam Lie Ceng Loan dengan wajah menyiratkan keterkejutan "Kenapa engkau menanyakan orang itu?""Aaakh. " Orang aneh itu menarik nafas panjang, "Akuberhutang budi padanya, hingga kini masih tiada kesempatan untuk membalasnya, maka aku menanyakan nya.""Dia... dia...." Air mata Lie Ceng Loan mulai bereucuran "...dia sudah mati."Mendengar jawaban Lie Ceng Loan, orang aneh itu tampak terkejut, lalu menyingkapkan ke atas rambutnya yang menutupi wajahnya itu. Ternyata wajah orang aneh itu masih tampak tampan. Namun yang menyeramkan wajahnya, adalah codet di keningnya, Siapa yang menyaksikan bekas luka itu, pasti terkesan takutLie Ceng Loan terbelalak, kenapa wajah yang cukup tampan itu terdapat bekas luka? Di saat gadis itu sedang berpikir, orang aneh itu meraba-raba codet di dia sudah mati, tidak tahu mati di tangan siapa?" gumam orang aneh itu."Dia mati di tangan Kiok Goan Hoat, Aku.,, aku telah membalas dendamnya itu." Lie Ceng Loan memberitahukan"Kalau begitu, engkau putrinya?" Orang aneh itu menatapnya dalam-dalam."Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Lie Kwi Cee adalah ayahku, tapi.,, bagaimana raut wajahnya, aku tidak begitu jelas, sebab ketika dia mati, aku masih kecil.""Lie Kwi Cee adalah pendekar besar yang gagah dan tampan Tangan kanannya pedang perak dan tangan kirinya cambuk emas, Walau usianya masih muda, kepandaiannya sangat tinggi Kiok Goan Hoat itu apa? Sama sekali bukan lawannya, Aaakh. " Orang aneh itu menarik nafas sambilmengusap-usap codet di keningnya dan melanjutkan, "Nona Lie, bekas luka di keningku ini adalah pemberian ayahmu."Sete!ah orang aneh itu mengatakan begitu, terkejut-lah Lie Ceng Loan dan Co Co Hiong mengira orang aneh itu teman baik ayah Lie Ceng Loan, karena itu ia bergirang dalam hati, sedangkan Lie Ceng Loan telah terkesan baik padanya, maka ia yakin orang aneh itu pasti membantunya menundukkan Kim Hun setelah mendengar orang aneh itu mengatakan begitu, merindinglah sekujur badannya, sebab ayah Lie Ceng Loan telah mati, tentunya orang aneh itu akan menuntut balas terhadap gadis tersebut"Cianpwee!" seru Co Hiong, "Nona Lie tidak tahu apa-apa, Cianpwee tidak boleh. "Co Hiong belum menyelesaikan ucapannya, orang aneh itu telah mengibaskan tangannya ke arah Co Hiong, menimbulkan hawa yang amat dingin menerjang ke arah-nya. Ketika Co Hiong baru ingin melawan hawa dingin itu telah menerjang dirinya, sehingga membuatnya ter-mundur dan menggigil kedinginan ia sama sekali tidak mampu mengerahkan Lweekangnya, akhirnya jatuh duduk."Hati-hati Nona Lie!" Co Hiong Saudara Co!" sahut Lie Ceng Loan sambil tersenyum getir. "Walau dia musuh almarhum ayahku, aku tidak takut!"Setelah menjatuhkan Co Hiong, orang aneh itu justru tidak turun tangan terhadap Lie Ceng Loan, bahkan kemudian malah bergumam."Kening kananku tergores pedang peraknya dan kening kiriku tersabet cambuk emasnya, Aaakh! Sungguh hebat kepandaian pendekar Lie. Dia sudah mati, tentunya kepandaiannya yang sangat hebat itu tidak diwariskan pada siapa pun. Sungguh sayang sekali!"Orang aneh itu menarik nafas panjang, sedangkan Lie Ceng Loan dan Co Hiong cuma mendengarkan dengan penuh perhatian"Kepandaiannya lebih tinggi dariku.,." lanjut orang aneh itu. "Walau aku sudah terluka, tapi masih sempat membalasnya dengan sebuah pukulan, setelah itu barulah aku kabur Aku tidak tahu dia terpukul atau tidak, tapi dia justru mati di tangan Ciok Goan Hoat, Kalau begitu berarti dia telah terpukul oleh pukulanku yang mengandung hawa dingin, sehingga memunahkan separuh ke-pandaiannya, Ha ha ha,.,!" Ternyata kematian ayahku disebabkan pukulanmu itu!" ujar Lie Ceng Loan."Mungkin begitu," sahut orang aneh itu. Lie Ceng Loan membentak nyaring, tangannya menekan batu yang didudukinya, sehingga badannya melayang itu masuk ke gua bersama Co Hiong, Setelah obor padam, ia merasa sekujur badannya tidak bisa bergerak, dan tiba-tiba lehernya terasa sakit sekali ia lalu menoleh dan melihat orang aneh itu sedang menghisap darahnya melalui gigitan di takutnya Lie Ceng Loan, namun tidak punya tenaga untuk meronta, akhirnya ia pun berapa lama kemudian, barulah ia siuman dan merasa sekujur badannya panas sekali, sepertinya dirinya sedang dibakar, itu membuatnya mengoceh tidak saat Co Hiong memasuki gua itu, Lie Ceng Loan baru mulai sadar Kini tangannya menekan batu itu, justru membuatnya terkejut dan tertegunTernyata tadi ia menekan batu itu, maksudnya cuma ingin turun, Namun malah membuat tubuhnya melambung ke atas, sehingga nyaris membentur langit-langit gua itu. Setelah itu, barulah melayang Ceng Loan tahu jelas, ginkangnya masih belum begitu tinggi, tapi kenapa mendadak ia memiliki ginkang yang begitu tinggi? Gadis itu tidak habis berpikir Namun tidak punya waktu untuk memikirkan itu, sebab ia sudah membentak"Ayahku mati karena pukulanmu! Terimalah pukulanku!" Lie Ceng Loan menyerang orang aneh itu dengan jurus Yun Liong Phun Uh Naga Menyemburkan Kabut.Co Hiong terkejut sekali ketika melihat Lie Ceng Loan menyerang orang aneh itu, sedangkan dirinya masih bukan tandingannya, apalagi gadis itu? "Nona Lie, cepat berhenti!" serunya cepat "Ada masalah apa pun, bicarakan dengan baik-baik saja!"Akan tetapi sudah terlambat, Lie Ceng Loan telah melancarkan Bahu orang aneh itu terpukulBadan orang aneh itu tampak bergoyang-goyang, kemudian jatuh itu, sungguh di luar dugaan Lie Ceng Loan sendiri maupun Co Hiong, Mereka berdua tahu, orang aneh itu sama sekali tidak menangkis, bahkan juga tidak mengerahkan Lweekangnya, maka ia terpukul sampai jatuh duduk."Eh?" Lie Ceng Loan bingung. "Kenapa engkau tidak membalas?"Orang aneh itu bangkit berdiri perlahan-lahan, kemudian tersenyum seraya berkata."Nona Lie, jangan kata membalas, kalau aku mengerahkan Kiu Tok Im Han Kang, saat ini engkau pasti sudah terluka.""Kalau begitu, kenapa engkau tidak mau mengerahkan Lweekang itu untuk melukai diriku?" tanya Lie Ceng Loan sambil mengerutkan kening."Engkau harus dengar penuturan ku sampai habis," sahut orang aneh itu lalu melanjutkan penuturannya. "Pada waktu itu, aku kabur dengan wajah berlumuran darah, tentunya aku amat mendendam pada Lie Kwi Cee. Akan tetapi, setibanya di rumah, aku justru sangat berterima kasih padanya.""Lho?" Lie Ceng Loan heran, "Kenapa begitu?" "Setibaku di rumah, barulah aku tahu dia telah menolongseluruh keluargaku Aku punya seorang musuh besar, yaitu Ngo Tok Siu Manusia Lima Racun Mo Lun. " Ketika oranganeh itu menutur sampai di sini, Co Hiong dan Lie Ceng Loan pun berteriak kaget "Haaah. ?" "Nona Lie, engkau kenal Ngo Tok Siu-Mo Lun?" tanya orang aneh itu."Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Dia terpukul oleh Kakak Siao Tiap sehingga menjadi gila, kini entah di mana dia?""Oh?" Orang aneh itu tampak kurang pereaya. "Nona Lie, Mo Lun berkepandaian sangat tinggi, mungkin... engkau salah dengar""Aku menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, bagaimana mungkin salah?" sahut Lie Ceng Loan. "Dia bergabung dengan partai Thian Liong, di Toan Hun Ya, lalu terpukul oleh kakak Siao Tiap!""Nona Siao Tiap itu siapa?""Kepandaian Kakak Siao Tiap amat tinggi," ujar Lie Ceng Loan sambil tersenyum. "Tiada seorang pun yang mampu melawannya.""Oh?" Orang aneh itu menarik nafas panjang, "Sudah dua puluh tahun aku tidak pernah keluar dari gua ini, maka agak asing terhadap kaum Bu Lim.""Selama itu Cianpwee tidak pernah meninggalkan tempat ini?" tanya Co Hiong mendadakCo Hiong pernah datang di gua tersebut Pada waktu itu, ia sama sekali tidak melihat seorang pun di dalam gua ini, maka ia berani membawa Lie Ceng Loan ke dalam gua tersebut Karena orang aneh itu mengatakan, tidak pernah meninggalkan gua, otomatis membuat Co Hiong tereengang dan mengajukan pertanyaan Co Hiong bertanya begitu, air muka orang aneh itu mendadak berubah, kelihatannya seperti rahasianya terbongkarSetelah itu, ia menatap Co Hiong dengan sorotan tajam dan dingin, lalu membentak keras. "Memang begitu!""Ya. Ya, aku... aku cuma sekedar bertanya saja." ujar Co Hiong cepat dengan perasaan takut"Ngo Tok Siu-Mo Lun datang di rumahku selagi aku tidak berada di rumah, Ternyata dia ingin membunuh anak isteriku yang tidak mengerti ilmu silat Kebetulan pendekar Lie lewat Padahal pada waktu itu pendekar Lie dengan aku sudah bermusuhan Namun dia justru menolong anak isteriku Aaaakh!Setelah itu, aku bertemu dengannya, Kalau dia mengungkat tentang itu, bagaimana mungkin aku akan bertempur dengan dia? Tapi dia bukan orang yang suka berbangga diri karena telah menoiong. Oleh karena itu, dia diam saja sehingga kami bertarung, wajahku terfuka, dia pun terkena pukulanku"Engkau memang jahat sekali!" ujar Lie Ceng salah," sahut orang aneh itu mengaku, "Aku memang jahat, aku memang binatang!"Karena orang aneh itu mengaku begitu, maka Lie Ceng Loan merasa tidak tega terus mempersalahkannya."Sudahlah! jangan mempersalahkan diri sendiri!" ujar Lie Ceng Loan."Nona Lie!" Orang aneh itu menatapnya, "Engkau memang mirip pendekar Lie, bahkan berjiwa besar dan berhati lapang.""Kalau begitu, kenapa engkau bisa tinggal di dalam gua ini?" tanya Lie Ceng Loan mendadak"Pada waktu itu, aku menyesal sekali Aku tidak tahu kalau pukulanku akan melukainya atau tidak? Kalaupun aku pergi mencarinya juga pereuma, sebab aku belum mampu mengobatinya," jawab orang aneh itu memberi-tahukan, "Oleh karena itu, aku bersumpah dalam hati, harus memperdalam ilmuku itu. Setelah aku berhasil memperdalam ilmuku, barulah aku pergi untuk mengobatinya!" "Cianpwee!" sela Co Hiong, "Kalau tidak salah, Cianpwee adalah Kiu Tok Sian Ong Dewa Sembilan Racun Bun Thian Pah.""Kok engkau tahu?" tanya orang aneh itu, "Cianpwee menitip anak isteri pada orang, lalu seorang diri berangkat ke seberang laut untuk belajar ilmu silat tinggi, semua kaum Bu Lim tahu itu," jawab Co Hiong, ia pun merasa terkejut karena orang aneh itu ternyata Kiu Tok Sian Ong-Bun Thian lebih mengejutkan yakni orang aneh itu masih kalah di tangan Lie Kwi Cee. Padahal Kiu Tok Sian Ong sangat terkenal, lagi pula kakak seperguruan Ngo Tok Siu-Mo Lun."Aku tidak berangkat ke seberang laut, melainkan berangkat ke luar perbatasan," ujar Kiu Tok Sian Ong, " Karena aku memperoleh berita, bahwa di dalam sebuah gua di Gunung Taysan Altai, terdapat sebuah Han Giok Giok Dingin yang sangat bermanfaat bagi ilmu Kiu Tok Im Hang Kangku, Karena itu, aku berangkat ke mari Lantaran terburu- buru memperdalam ilmuku itu, akhirnya diriku menjadi rusak. Beberapa tahun yang lalu, barulah aku berhasil menembus urat nadiku. Tak di-sangka, sudah dua puluh tahun dan putri pendekar Lie pun sudah sedemikian besar!""Guruku bilang, ayahku terjebak oleh rencana busuk Kiok Goan Hoat, akhirnya mati di tangan mereka," ujar Lie Ceng Loan menjelaskan "Sepertinya tiada hubungannya dengan pukulan Cianpwee!""Oh?" Kiu Tok Sian Ong tertegun "Biar bagaimana-pun, aku tetap merasa bersalah terhadap almarhum ayah-mu."Co Hiong dan Lie Ceng Loan diam saja, Berselang sesaat Kiu Tok Sian Ong berkata lagi"Nona Lie, sebetulnya siapa Bee Kun Bu?""Dia...." Wajah Lie Ceng Loan kemerah-merahan. "... dia kakak seperguruanku!" "Oooh, aku mengerti" Kiu Tok Sian Ong manggut-manggut, kemudian memandang Co Hiong seraya berkata, Tadi engkau begitu berani mengaku sebagai Bee Kun Bu. sesungguhnya aku harus membunuhmu, tapi mengingat engkau teman Nona Lie, maka aku mengampunimu, cepatlah engkau pergi melapor pada Lam Kiong Siu, suruh dia bawa Bee Kun Bu ke mari menemui ku!""Lo Siang Ong!" Lie Ceng Loan girang bukan main. "Apakah Lam Kiong Siu akan menuruti perkataan Cian- pwee?""Nona Lie, engkau boleh berlega hati," sahut Kiu Tok Sian Ong, "Kalau Lam Kiong Siu tidak mau mendengar kataku, aku pasti menerjang ke istana Pit Sia Kiong untuk menolong kakak seperguruanmu."Saat ini, Co Hiong tidak tahu bahwa Souw Peng Hai dan Lam Kiong Siu sudah berada di lembah, bahkan mereka telah bertarung mati-matian. Maka begitu mendengar Kiu Tok Sian Ong menyuruhnya pergi melapor pada Lam Kiong Siu, Co Hiong terkejut Sebab ia masih ingat, ketika ia menyinggung orang aneh itu, wajah Lam Kiong Siu langsung Lam Kiong Siu pernah mengalami sesuatu di tangan Kiu Tok Sian Ong, Kalau tidak, bagaimana mungkin Lam Kiong Siu tampak agak segan terhadapnya ?Setelah berpikir sejenak, Co Hiong memandang Kiu Tok Sian Ong, lalu memberi isyarat dengan tangannya."Kalau mau bicara, bicaralah!" bentak Kiu Tok Sian Ong, "Jangan seperti orang gagu, kelihatannya engkau bukan orang baik-baik!""Lo Siang Ong, Co Hiong bukan orang jahat." Lie Ceng Loan membelanya."Hm!" dengus Kiu Tok Sian Ong, "Nona Lie, engkau berhati bajik, bagaimana mungkin tahu kelicikan hati orang?" Co Hiong gusar sekali dalam hati, namun wajahnya justru malah tersenyum-senyum."Cianpwee benar, Hanya saja tadi ada sedikit pembicaraan yang tidak boleh didengar Nona Lie, maka aku memberi isyarat dengan tangan, tapi Cianpwee malah salah paham," ujar Co Hiong sungguh-sungguh."Pembicaraan apa yang tidak boleh kudengar?" tanya Lie Ceng Hiong tidak menyahut, melainkan bersikap serba salah. "Katakanlah," desak Lie Ceng Loan. "Apakah berkaitandengan Kakak Bu?"Co Hiong diam saja, itu membuat Lie Ceng Loan makin penasaran"Katakan saja!" desak Lie Ceng Loan lagi, "Kalau Kakak Bu sudah celaka, paling juga aku akan menemaninya mati.""Nona Lie. " Co Hiong menarik nafas panjang. "Terusterang, Saudara Bee. ""Kakak Bu kenapa?" tanya Lie Ceng Loan dengan wajah berubah."Dia,., dia telah. ""Dia sudah mati?" Air mata Lie Ceng Loan langsung mele! Hiong tidak menyahut, hanya manggut-manggutLie Ceng Loan tertegun, air matanya terus berderai dan berdiri seperti patung, kemudian mendadak tersenyum seraya bergumam."Kakak Bu, kita hidup selalu berpisah, Kini kita sudah mati, jadi bisa berkumpul selama-lamanya." "Eh?" Kiu Tok Sian Ong tertegun, "Nona Lie, engkau masih segar bugar, kenapa malah bilang sudah mati?""Kakak Bu sudah mati, dia akan kesepian seorang diri di sana, maka aku harus menyertainya." sahut Lie Ceng Loan sambil tersenyum sedih."Nona Lie!" ujar Kiu Tok Sian Ong, "Jangan cari mati, di dunia ini masih banyak pemuda lain.""Memang masih banyak pemuda !ain, namun aku cuma mencintai Kakak Bu seorang saja," ujar Lie Ceng Loan dengan air mata bereucuranwajahnya mulai berubah pucat, kemudian berubah merah, setelah itu mulai berubah itu, Kiu Tok Sian Ong langsung membentak lalu mendekatinya. Dicengkeramnya urat nadi gadis itu, agar hawa murninya tidak buyar"Bagaimana engkau bisa tahu itu?" tanya Kiu Tok . Sian Ong pada Co Hiong."Aku berada di luar istana, kebetulan mencuri dengar pembicaraan para peiayan.""Phui! itu mungkin cuma isu saja!" ujar Kiu Tok Sian Ong, "Nona Lie, engkau jangan begitu bodoh!""Lo Sian 0ng. H Timbullah harapan dalam hati Lie CengLoan, "Aku mau ke istana Pit Sia Kiong!""Nona Lie, aku telah menerima budi dari almarhum ayahmu, hingga kini masih belum terbalas, Kalau engkau mau ke istana Pit Sia Kiong, aku pasti mendampingimu Tapi haius menunggu malam dulu.""Harus menunggu malam ?" tanya Lie Ceng Loan, "Kenapa?""Engkau jangan bertanya, pokoknya kalau hari sudah malam, kita berangkat ke sana," sahut Kiu Tok Sian Ong. "Baiklah." Lie Ceng Loan mengangguk"Sekarang engkau boleh pergi," ujar Kiu Tok Sian Ong pada Co Hiong. "Selidiki jejak Bee Kun Bu, apakah benar dia sudah celaka?"padahal Co Hiong ingin mengajak Lie Ceng Loan pergi bersama, tapi ia tidak mampu melawan Kiu Tok Sian Ong, maka terpaksa menurut dan langsung meninggalkan gua itu, Begitu keluar dari gua itu, ia bertemu Souw Peng Hai."Ternyata orang aneh itu Kiu Tok Sian Ong-Bun Thian Pah," ujar Souw Peng Hai seusai mendengar penuturan Co Hiong, "Kepandaiannya jauh lebih tinggi dari Mo Lun, maka Mo Lun merasa iri padanya, akhirnya mereka berdua bermusuhan.""Guru!" Co Hiong tertawa, "Nanti malam kita akan menyaksikan tontonan yang sangat menarik.""Ng!" Souw Peng Hai manggut-manggut "Tadi lonceng di istana Pit Sia Kiong berbunyi, bagaimana kalau kita ke sana melihat-lihat?""Apakah Guru masih kuat bertahan?""Bagaimana mungkin guru tidak kuat bertahan?" Souw Peng Hai tertawa gelak, "Ayolah, mari kita kesana!"Bagian ke empat puluh empat Kehilangan Kitab Pusaka Ketika Souw Peng Hai dan Co Hiong tiba di depan istanaPit Sia Kiong, hari sudah senja, Mereka berdua bersembunyi di belakang sebuah pohon, lalu memandang ke arah seorang gadis cantik jelita berdiri dekat pintu istana Pit Sia Kiong, Gadis itu Na Siao Tiap, tangannya membawa sebuah Piepa Alat Musik Kuno Cina yang mirip gitar."Hah?" Co Hiong terkejut "Guru, ternyata benar Na Siao Tiap yang datang!" "Anak Hiong!" Souw Peng Hai juga terkejut "Kita jangan memperlihatkan diri."Tampak Na Siao Tiap mulai tidak sabaran berdiri di situ. "Hci! Kalau kalian tidak membuka pintu, aku tidak akanbertindak sungkan-sungkan lagi!" bentaknya tetapi, pintu istana itu tetap tertutup rapat, bahkan tiada sahutan di dalam."Kim Hun Tokouw!" seru Na Siao Tiap nyaring, "Pintu ini tidak dapat menghadangku!""Anak Hiong!" ujar Souw Peng Hai pada Co Hiong. "Lam Kiong Siu telah terluka oleh Kan Goan Cihku, mungkin dia tidak berani ke luar menyambut musuhnya itu.""Dia tidak berani ke luar, tapi Na Siao Tiap pasti menerjang ke dalam," sahut Co Hiong sambil tertawa dingin."Menurutmu, seandainya dia menerjang ke dalam, apakah mampu memusnahkan istana Pit Sia Kiong?""Pek Yun Hui masih tidak mampu memusnahkan istana itu, apa lagi Na Siao Tiap,"Ketika mereka berdua sedang bereakap-cakap di belakang pohon, Na Siao Tiap yang berdiri di depan pintu istana Pit Sia Kiong mundur beberapa langkah, kemudian mendorongkan sepasang tangannya ke arah pintu Pintu itu Siao Tiap melangkah ke dalam, Tentunya akan terjadi pertarungan hebat di dalam istana Pit Sia cara dan kenapa Na Siao Tiap pergi ke istana Pit Sia Kiong? Ketika Lie Ceng Loan dibawa pergi oleh Co Hiong, bukankah Na Siao Tiap kembali ke gua Thian Kie cinjin? Kok sekarang malah berada di istana Pit Sia Kiong?Ternyata ketika Na Siao Tiap duduk di depan gua Thian Kie Cinjin dengan pikiran kacau, mendadak muncul seekor kuda berlari kencang menuju ke tempat tersebut Akan tetapi, Na Siao Tiap sama sekali tidak mendengar suara derap kaki kuda itu, sebab pikirannya sedang itu berhenti tampak jelas dua orang duduk di punggung kuda, Salah seorang berdandan seperti pelajar berusia empat puluhan, sedangkan yang seorang lagi sudah tua, hanya punya sebelah tangan dan mereka? Ternyata Wang Han Siang dan Mo Lun yang kini telah sembuh dari penyakit gilanya."Haah?" Mo Lun terkejut sekali ketika melihat Na Siao Tiap, "Saudara Wang, kita harus cepat pergi,""Tenang!" sahut Wang Hang Siang, "Kelihatannya dia tidak mengetahui keberadaan kita di sini.""Kalau dia tahu, bukankah kita akan celaka?" ujar Mo Lun. ia memang sangat takut pada Na Siao Tiap, sebab ia pernah terpukul oleh gadis itu, sehingga membuat urat syarafnya terganggu semua hampir setengah tahun lebih, Maka ketika melihat Na Siao Tiap, ia langsung ketakutan setengah mati"Saudara Mo!" Wajah Wang Han Siang menyiratkan hawa membunuh "Gadis itu kelihatan tereekam suatu masalah, Bagaimana kalau kita melakukan serangan gelap kepadanya? Siapa tahu Kui Goan Pit Cek berada padanya."Wang Han Siang berkata sampai di situ, mendadak Na Siao Tiap mendongakkan kepala nya, kebetulan mengarah pada ke dua orang tetapi, Na Siao Tiap diam saja, hanya kemudian menghela nafas panjang dan menundukkan kepalanya Han Siang dan Mo Lun saling memandang, lalu turun dari punggung kuda. Mereka berdua berendap-endap mendekati Na Siao Tiap, lalu secepat kilat bersembunyi di belakang sebuah pohon. "Ibu..." gumam Na Siao Tiap, "lbu melarangku mencintai lelaki yang mana pun, tapi kenapa mengajarku ilmu silat?Apakah aku harus membunuh lelaki yang kucintai?"Usai bergumam, Na Siao Tiap mengeluarkan sebuah kitab Kui Goan Pit melihat kitab pusaka itu, hati Wang Han Siang dan Mo Lun langsung berdebar-debar tidak karuanKitab pusaka itu peninggalan Thian Kie Cinjin ratusan tahun lampau, yang telah menimbulkan banjir darah dalam rimba persilatan Ketika Na Siao Tiap mengeluarkan kitab pusaka itu, Wang Han Siang dan Mo Lun terkejut dan Na Siao Tiap seperti ingin memusnahkan kitab pusaka tersebutMenyaksikan itu, jantung Wang Han Siang dan Mo Lun hampir meloncat ke luar seketika, Na Siao Tiap menarik nafas dan bergumam lagi."Kui Goan Pit Cek! Kalau aku tidak mempelajari semua ilmu silat yang tereantum di dalamnya, tentu aku boleh mencintai....Bergumam sampai di situ, mendadak wajah gadis itu tampak kemerah-merahan, kemudian melanjutkan ucapan- nya."Apa gunanya aku menghendaki engkau ke mari?"Na Siao Tiap menaruh kitab Kui Goan Pit Cek itu di atas tanah, lalu sekuat tenaga menginjak kitab pusaka kitab pusaka itu amat diidamkam setiap kaum Bu Lim, tapi saat ini Na Siao Tiap malah menganggapnya sebagai kitab rongsokansementara Wang Han Siang dan Mo Lun terus menatap kitab pusaka itu, Tiba-tiba Wang Han Siang menulis beberapa huruf di permukaan tanah, "Saudara Mo, engkau memancingnya pergi, aku akan mengambil kitab Kui Goan Piteekau,"Ngo Tok Siu-Mo Lun tertegun, kemudian menulis. "Kita bertemu di mana?" Ternyata ia khawatir Wang Han Siang akan kabur bersama kitab Kui Goan Pit Han Siang berhati licik, ketika melihat Ngo Tok Siu- Mo Lun menulis begitu, timbullah rasa tidak senang dalam hatinya, Kalau aku tidak berupaya mengobatimu, mungkin kini engkau telah mati, ujarnya dalam hati, Kini malah tidak mempereayai dirinya,Walau ia sangat mendongkol dalam hati, namun tidak diperlihatkan pada wajahnya. Setelah itu ia pun menulis Setelah mendapatkan kitab pusaka itu, kita bertemu di menara tua di sebelah barat, kira-kira lima enam mil dari siniNgo Tok Siu-Mo Lun tampak serba salah, tapi menulis juga, "Aku sudah cacat begini, kurang leluasa bergerak!Bagaimana kalau Saudara Wang saja yang memancingnya pergi, lalu aku yang ambil kitab pusaka itu Tsebetulnya Wang Han Siang berniat jahat Apabila telah mendapatkan kitab itu ia akan kabur jauh-jauh, dan tidak akan ke menara itu menemui Mo melihat Mo Lun menulis begitu, ia tertegun, sementara Na Siao Tiap menengadahkan kepalanya memandang langit, kitab Kui Goan Pit Cek masih menggeletak di atas Han Siang tahu jelas, seandainya Na Siao Tiap memungut kitab pusaka itu, sulitlah merebutnya, Walau mereka berdua melawan Na Siao Tiap seorang diri, tapi tetap bukan karena itu, Wang Han Siang segera menulis lagi, Apakah Saudara Mo tidak mempereayaiku? Mo Lun tersenyum licik dan menulis, Kakiku tinggal sebelah, berjalan pun susah, sungguh sulit bagiku memenuhi keinginanmuWang Han Siang berpikir sejenak ia sudah punya suatu rencana di dalam benaknya, maka ia pun mengangguk seraya berbisik"Baiklah."Betapa girangnya Ngo Tok Siu-Mo Lun, sehingga membuatnya lupa daratan. Tiba-tiba Wang Han Siang bergerak aneh, kelihatannya menancapkan sesuatu di tanah, lalu melesat Tok Siu-Mo Lun terus menatap kitab Kui Goan Pit Cek yang masih tergeletak di atas tanah itu dengan mata tak berkedip. Apabila Wang Han Siang muncul memancing Na Siao Tiap pergi, ia akan segera mengambilnya lalu kabursementara Wang Han Siang terus mendekati Na Siao Tiap tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. sedangkan Mo Lun sudah siap melesat ke luar untuk mengambil kitab itu, Akan tetapi mendadak....Bummm! Terdengar suara ledakan di sisi Ngo Tok Siu-Mo cepat kejadian itu, membuat Mo Lun terkejut bukan main, Sesaat ia sudah tahu, dan langsung mencaci."Dasar binatang.,.,""Siapa?" bentak Na Siao Tiap, dan sekaligus melesat ke arah Mo takutnya Mo Lun, ia tidak menyangka kalau Wang Han Siang begitu licik. Na Siao Tiap melesat ke arahnya, berarti kesempatan bagi Wang Han Siang untuk mengambil kitab pusaka itu, dan sebaliknya dirinya malah akan mati di tangan Na Siao Tiap, seketika juga timbul niat jahatnya terhadap Wang Han Siang, maka ia cepat-cepat berseru."Nona Na, cepat lihat itu.,,."Ternyata engkau!" sahut Na Siao Tiap sambil mengayunkan Ploook! Muka Mo Lun sudah tertampar dua kali, sehingga membuat matanya berkunang-kunang dan nyaris ia masih sempat melirik ke arah kitab Kui Goan Pit Cek Ternyata Wang Han Siang telah mengambilnya dan langsung melesat pergi."Lihat itu!" seru Mo Lun sambil menunjuk ke menampar Mo Lun, Na Siao Tiap merasa ada desiran angin di belakangnya Begitu Mo Lun berseru, Na Siao Tiap langsung melesat ke arah yang ditunjuk Mo tetapi, Wang Han Siang telah melesat pergi beberapa depa, Na Siao Tiap mendengus dingin, kemudian mendadak menyentilkan jari tengahnya, Tampak cahaya putih meluncur laksana kilat ke arah Wang Han Han Siang sudah tahu akan serangan itu, maka segeralah ia mengerahkan Lweekangnya melindungi Cahaya itu telah menghantam Hong Bun Hiat di bahu Wang Han Na Siao Tiap menyerangnya dengan sebutir mutiara putih, dan seketika juga Wang Han Siang jatuh duduk tak bergerak lagi."Di mana Kui Goan Pit Cek itu?" bentak Na Siao Tiap sambil melesat ke hadapan Wang Han Han Siang diam saja, Na Siao Tiap berpaling memandang Ngo Tok Siu-Mo Lun seraya membentak. "Engkau jangan kabur!"Ngo Tok Siu-Mo Lun sudah tahu akan kelihayan Na Siao Tiap, maka ia tidak berani kabur Lagi pula yang mengambil Kui Goan Pit Cek itu Wang Han Na Siao Tiap menendang Wang Han Siang. "Aaakh.,." keluh Wang Han Siang. "Kui Goan Pit Cek? ApaKui Goan Pit Cek itu?""Kitab yang ingin kuhancurkan itu!" sahut Na Siao Tiap dingin."Aku tidak melihat kitab itu." ujar Wang Han Siao Tiap tertegun, ia menatap Wang Han Siang tajam seraya berkata terang, kitab Kui Goan Pit Cek itu merupakan barang pembawa bencana! Maka aku ingin menghancurkannya! cepatlah kembalikan kitab itu!""Nona Na, aku tahu engkau berkepandaian tinggi!Bagaimana mungkin aku berani bermain-main dengan-mu? Aku... aku sungguh tidak melihat kitab itu!""Oh?" Na Siao Tiap mengerutkan kening, lalu melambaikan tangannya seraya membentak "Mo Lun, ke marilah engkau!"Ngo Tok Siu-Mo Lun tidak berani membantah ia cepat- cepat mendekati Na Siao Tiap dengan sikap takut-takut."Hei!" Na Siao Tiap menudingnya, "Apakah engkau melihat dia mengambil kitab Kui Goan Pit Cek itu?"sebetulnya Ngo Tok Siu-Mo Lun dan Wang Han Siang punya iiulmugan yang akiau, kalau tidak, bagaimana mungkin Wang Han Siang mau berupaya mengobati Mo Lun ketika urat syarafnya terganggu?Akan tetapi, kitab Kui Goan Pit Cek itu telah membuat mereka berdua melupakan hubungan yang akrab itu. "Saudara Wang!" ujar Ngo Tok Siu-Mo Lun sambil tertawa dingin, "Nona Na sudah tahu, kenapa engkau masih berbohong? cepatlah engkau kembalikan pada Nona Na, itu baru benar!""Ha ha!" Wang Han Siang tertawa, "Nona Na, kalau aku mati di tanganmu, itu berarti kepandaianku masih rendah! Tapi engkau menuduh ku telah mengambil kitab Kui Goan Pit Cek, mati pun aku masih penasaran!""Kalau begitu. " Kening Na Siao Tiap berkerut "Di manakitab pusakaku itu?""Tadi aku memang telah melesat ke arah kitab pusaka itu, namun aku belum sempat mengambilnya, mendadak meluncur sebuah batu ke arah kitab pusaka itu, sehingga membuat kitab pusaka itu meluncur beberapa depa, Aku tahu diriku telah dijadikan kambing hitam, maka aku berusaha kabur, tapi tertangkap Nona Na!""Hm!" dengus Na Siao Tiap dingin, "Engkau anggap aku baru berusia tiga tahun? Gampang dibohongi?""Nona Na!" ujar Wang Han Siang, "Aku masih berada di sini, silakan menggeledah badanku!"Na Siao Tiap memang membenci kitab Kui Goan Pit Cek, namun ia tahu jelas, apabila kitab pusaka itu beredar di Kang Ouw, pasti akan menimbulkan bencana lagi, dan darah pun pasti mengalirKalau Wang Han Siang menyuruhnya menggeledah, itu bagaimana mungkin? Sebab ia seorang gadis, Oleh karena itu, ia memandang Ngo Tok Siu-Mo Lun seraya berkata."Geledahlah badannya!"Apa yang dikatakan Wang Han Siang tadi, Mo Lun tidak begitu pereaya, Bagaimana mungkin ada orang lain mengambil kitab pusaka itu? Wang Han Siang sangat licik, dia mengatakan begitu tentunya punya alasan, Kebetu!an Na Siao Tiap menyuruhnya menggeledah Wang Han Siang, memang itu yang Lun mendekati Wang Han Siang, namun secara diam- diam ia telah menyiapkan sebatang jarum beracun di berada di hadapan Wang Han Siang, mendadak Mo Lun menusuk Hwa Kai Hiat di dadanya dengan jarum beracun itu."Haah?" Wang Han Siang terkejut bukan main, "Sau-dara Mo, bagus sekali kelakuanmu!""He he!" Ngo Tok Siu-Mo Lun tertawa, "Saudara Wang, panah pemberi isyaratmu itu juga bagus sekali!""Aku mati pasti jadi arwah penasaran menuntut balas padamu!" Wang Han Siang menyumpah"Jangan khawatir!" Ngo Tok Siu-Mo Lun tertawa dingin, "Dalam waktu tiga atau lima tahun, engkau tidak akan menghadap Giam Lo Ong Raja Akhirat!"Begitu mendengar ucapan Mo Lun, sekujur badan Wang Han Siang menggigil Karena ia tahu Ngo Tok Siu-Mo Lun telah menggunakan racun yang bereaksi lamban, Siapa terkena racun itu, tidak mati namun akan mengalami penderitaan yang amat hebat"Bagus! Bagus!" Wang Han Siang tertawa tidak sabaran adalah Na Siao Tiap, ia menatap Ngo Tok Siu-Mo Lun seraya membentak"Cepat geledah dia!"Ngo Tok Siu-Mo Lun segera menggeledah Wang Hang Siang, tapi sama sekali tidak menemukan kitab Kui Goan Pit Cele Saat ini, Ngo Tok Siu-Mo Lun juga tereengang, Sebab kitab pusaka itu tidak berukuran kecil yang dapat ditelan ke dalam mulut Yang jelas Wang Han Siang telah mendapat kitab pusaka itu, tapi kenapa tidak berada padanya? Perlahan-lahan ia membalikkan badannya, sekaligus memandang Na Siao Tiap."Nona Na, kitab Kui Goan Pit Cek tidak berada padanya," katanya."Aku tidak peduli!" sahut Na Siao Tiap, "Pokoknya aku harus mendapat kembali kitab pusaka itu dari kalian!"Na Siao Tiap memainkan tali senar piepa beberapa kali, itu adalah irama Mi Hun Li Cin Menyesatkan pikiran Mengusir Roh, ilmu yang terdapat di dalam kitab Kui Goan Pit Na Siao Tiap cuma memainkan sejenak, Ngo Tok Siu-Mo Lun dan Wang Han Siang sudah merasa sukma mereka terbetot ke luar, Betapa terkejutnya Mo Lun."Nona Na, itu bukan urusanku! Saudara Wang, engkau harus berkata sejujurnya!""Tadi aku sudah berkata sejujurnya!" sahut Wang Han Siang sambil berkertak gigi."Kalau kalian tidak menyerahkan kitab Kui Goan Pit Cek, maka aku akan memperdengarkan irama piepa ini!" ujar Na Siao Tiap mengancam."Nona Na, itu tiada kaitannya dengan diriku!" Wajah Ngo Tok Siu-Mo Lun sudah pucat pias."Hm!" dengus Na Siao Tiap dingin, "Engkau bersama dia, tentunya juga berniat jahat! Kalian kaum lelaki memang jahat semua!""Nona Na!" sahut Wang Han Siang mendadak "Kalaupun kami berdua mati, kitab Kui Goan Pit Cek tetap berada di tangan orang lain! Kenapa Nona Na tidak pergi mengejar orang ilu?" Na Siao Tiap tertegun, Di saat menghadapi kematian, Wang Han Siang masih mengatakan begitu, mungkinkah dia berkata sesungguhnya?Na Siao Tiap tampak bimbang, Pada waktu bersamaan tampak tiga sosok bayangan melesat ke tempat itu. Tak lama ke tiga sosok bayangan itu sudah berada di hadapan Na Siao Tiap, Sungguh di luar dugaan, bayangan itu ternyata Kun Lun Sam Cu yang terkenal itu, Tong Leng Tojin, Giok Cin Cu dan Hian Ceng Totiang."Oh, Nona Na!" Giok Cin Cu menatapnya Ternyata engkau berada di sini!""Kun Lun Sam Cu!" Na Siao Tiap segera memberi hormat "Aku dan adik Ceng Loan mau berangkat ke istana Pit Sia Kiong,""Oh?" Giok Cin Cu mengerutkan kening. "Di mana Ceng Loan?"Wajah Na Siao Tiap langsung berubah merah, sebab Lie Ceng Loan telah dibawa pergi oleh Co Hiong dengan menunggang kuda. ia merasa malu menuturkannya, maka diam saja."Engkau. f" Giok Cin Cu menudingnya, Ternyata rahibwanita itu telah menduga yang bukan-bukan atas diri Na Siao Sumoy!" ujar Tong Leng Tojin yang sudah menerka apa yang dipikirkan adik seperguruannya itu. "Kalau ada masalah bicaralah baik-baik!"Na Siao Tiap seorang gadis cerdik, maka ketika menyaksikan sikap Giok Cin Cu begitu, ia dapat menduga bahwa rahib wanita itu telah mengira dirinya melakukan sesuatu terhadap Lie Ceng Loan, untuk merebut cinta Bee Kun Bu. "Adik Ceng Loan yang mau ikut Co Hiong pergi, apakah aku bisa disalahkan?" ujar Na Siao Tiap dengan nada tidak senang."Co Hiong?" Air muka Kun Lun Sam Cu langsung berubah. "Ya." Na Siao Tiap mengangguk."Kenapa Ceng Loan ikut Co Hiong pergi?" tanya Giok Cin Cu."Panjang sekali kalau dituturkan." Na Siao Tiap menarik nafas dan menambahkan, "Kui Goan Pit Cekku telah hilang, aku harus mencarinya dulu.""Apa?" Kun Lun Sam Cu bertambah terkejut "Ba-gaimana kitab Kui Goan Pit Cek hilang?""Berada di tangan mereka." jawab Na Siao Tiap sambil menunjuk Wang Han Siang dan Ngo Tok Siu-Mo Leng Tojin dan Hian Ceng Totiang segera mendekati Wang Han Siang, kemudian Tong Leng Tojin membentak"Di mana kitab Kui Goan Pit Cek?"Wang Han Siang tertawa dingin, Matanya menatap mereka sambil tertawa dingin dan menyahut"Dalam situasi begini, kalau aku mengambil kitab pusaka itu, apakah masih berani tidak mengembalikan pada Nona Na?"Tong Leng Tojin dan Hian Ceng Totiang segera memandang Na Siao Tiap."Aku berdiri melamun di sini, salah seorang diantara mereka memancingku pergi yang seorang lagi langsung mengambil kitab Kui Goan Pit Cek itu, tapi aku berhasil menangkap mereka." ujar Na Siao Tiap itu, Kun Lun Sam Cu tampak ter-cengang. "Kitab Kui Goan Pit Cek berada di tangan Nona Na, carabagaimana mereka mengambil nya ?" tanya Giok Cin Cu. "Kutaruh kitab itu di tanah lalu kuinjak-injak." ujar Na Siao Lun Sam Cu saling memandang dengan heran, kemudian Giok Cin Cu bertanya."ltu apa sebabnya?""Karena. " Wajah Na Siao Tiap tampak kemerah-merahandan melanjutkan "Memang begitulah!""Kini mereka telah tertangkap, apakah di badan mereka tidak terdapat kitab Kui Goan Pit Cek itu?" tanya Tong Leng Tojin."Coba jelaskan!" Na Siao Tiap menuding Wang Han Han Siang segera mengulangi apa yang dikatakannya tadi, Setelah mendengar itu, Kun Lun Sam Cu berpikir keras, lama sekali barulah Giok Cin Cu membuka mulut"Nona Na! seandainya pada waktu itu masih ada dua orang bersembunyi di sini berhadapan, salah seorang menggunakan batu menimpuk kitab Kui Goan Pit Cek itu agar meluncur ke tangan temannya, bukankah itu masuk akal?""Siapa yang berkepandaian begitu tinggi?" tanya Na Siao Tiap."Souw Peng Hai memiliki ilmu Kan Goan Cih. Eng-kau bilang Co Hiong ke mari, mungkin Souw Peng Hai bersembunyi di sini pula," jawab Tong Leng Tojin."Kalau begitu, kitab Kui Goan Pit Cek itu sudah jatuh ke tangan Souw Peng Hai?" tanya Na Siao Tiap."ltu cuma dugaanku," jawab Tong Leng Giok Cin Cu memandang Wang Han Siang dan Ngo Tok Siu-Mo Lun dengan wajah gusar "Kedua orang ini, biar bagaimanapun tidak boleh dilepaskan!" ujarnya sengit, lalu mengangkat sebelah tangannya siap memukul Wang Han saat bersamaan, Wang Han Siang justru tertawa gelak sambil menatap Giok Cin Cu."Kenapa engkau tertawa?" tanya Giok Cin Cu membentak "Kami berdua ingin berangkat ke istana Pit Sia Kiong untukmenasihati Souw Peng Hai ""Mau menasihatinya apa?""Mau menasihatinya agar tidak memusuhi sembilan partai besar," sahut Wang Han Siang dan menambahkan, "Kini kami berdua tidak bisa melawan, Ka!au engkau ingin membunuh kami, silakan turun tangan!"Giok Cin Cu tertegun, lalu menurunkan tangannya. Karena ucapan Wang Han Siang barusan bernada mau bertobat, maka Giok Cin Cu membatalkan niat untuk membunuhnya, Apalagi Wang Han Siang tidak akan melawan, bagaimana mungkin Giok Cin Cu akan turun tangan membunuhnya? itulah kelicikan Wang Han Siang."Nona Na!" ujar Hian Ceng Totiang, "Lie Ceng Loan pergi bersama Co Hiong, Souw Peng Hai pun pasti bersama mereka, Bagaimana kalau kita kejar mereka sekarang?""Pereuma!" Na Siao Tiap menarik nafas, "Kuda Co Hiong larinya laksana kilat, tidak mungkin kita dapat mengejarnya.""Oh?" Hian Ceng Totiang tertegun, "Kalau begitu, mari kita berangkat ke istana Pit Sia Kiong!""Apakah kalian bertiga pereaya Wang Han Siang berkata sesungguhnya?" tanya Na Siao Lun Sam Cu tersentak Mereka bertiga tahu jelas bagaimana liciknya Wang Han tetapi, di badan mereka berdua tidak terdapat kitab Kui Goan Pit Cek, lalu hilang ke mana kitab pusaka itu? Bagaimana mungkin mereka berdua punya waktu menyembunyikan kitab pusaka itu?"Menurut pendapatku, mereka berdua memang tidak mendapatkan kitab Kui Goan Pit Cek itu!" ujar Tong Leng Tojin."Kalau begitu, pasti sudah diambil Souw Peng Hai," sahut Na Siao Tiap dan langsung berseru. "Mari berangkat !ttNa Siao Tiap segera melesat pergi. Tong Leng Tojin, Giok Cin Cu dan Hian Ceng Totiang mengikuti Na Siao Tiap, namun Hian Ceng Totiang masih sempat berpesan pada Wang Han Siang dan Mo Lun."Harap kalian berdua sungguh-sungguh bertobat!" sebetulnya Kun Lun Sam Cu tidak begitu memusingkan kitab Kui Goan Pit Cek yang hilang itu. Yang mereka pusingkan adalah Lie Ceng Loan yang ikut Co Hiong pergi, maka mereka ingin segera tiba di istana Pit Sia Na Siao Tiap dan Kun Lun Sam Cu pergi, barulah Wang han Siang dan Ngo Tok Siu-Mo Lun menarik nafas lega."He he he!" Mo Lun tertawa terkekeh-kekeh, "Untung mereka menduga Souw Peng Hai, jadi pergi begitu saja,"Wang Han Siang tersentak mendengar itu, namun wajahnya tampak tertegun."Saudara Mo, aku tidak mengerti apa maksudmu?" "He he!" Mo Lun tertawa lagi "Engkau cuma bisamembohongi mereka!""Oh!" Wang Han Siang menatapnya. "Tadi engkau menusuk dadaku dengan jarum beracun, itu karena tidak mempereayaiku kan?""Betul." Mo Lun manggut-manggut."Engkau kira kitab Kui Goan Pit Cek berada pada-ku?" tanya Wang Han Siang sambil mengerutkan kening. Mo Lun tampak tertegun, Pada waktu itu ia melihat Wang Han Siang melesat ke arah kitab Kui Goan Pit Cek, namun mendadak Na Siao Tiap menampamya dua kali, sehingga matanya berkunang-kunang dan tidak melihat apa-apa lagi Setelah itu, barulah ia melihat Wang Han Siang melesat tidak melihat Wan Han Siang mengambil kitab Kui Goan Pit Cek, Yang amat penting itu malah terlewat dari matanya, gara-gara ditampar Na Siao Tiap."Saudara Mo!" ujar Wang Han Siang. "Jangan karena kitab Kui Goan Pit Cek, sehingga kita putus hubungan! Cepat berilah aku obat pemunah racuni""Oh?" Mo Lun tertawa dingin, "Kalau begitu, apa yang engkau katakan tadi benar?"Tong Leng Tojin bereuriga pada Souw Peng Hai, aku pikir mungkin juga begitu," sahut Wang Han Ngo Tok Siu-Mo Lun mengayunkan ta-ngannya, Wang Han Siang ingin berkelit, namun sudah terlambat ia telah terluka dalam, dan dadanya telah ditusuk dengan jarum beracun, Bagaimana mungkin ia bisa berkelit?Plaaak! Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya. "Aduuuh!" jerit Wang Han Siang kesakitan. "Mo Lun!Apakah engkau sudah lupa, bagaimana cara aku mengobatisyarafmu yang terganggu itu?""Setelah panah pemberi isyarat itu meletus dan meluncur ke atas di sisiku, aku telah memikirkan semua itu," sahut Mo Han Siang mengerti apa maksud Mo Lun. itu berarti budi kebaikannya telah habis sampai di situ."Kalaupun itu adalah kesalahanku kenapa saat ini engkau bersikap demikian terhadapku?" tanya Wang Han Siang sambil menarik nafas. "Karena engkau ingin membohongi orang." "Membohongi siapa ?""Membohongi aku.""Bagaimana mungkin aku membohongimu?" "Seandainya Souw Peng Hai yang mengambil kitabpusaka itu, bagaimana mungkin dia tidak memunculkan diri menemui kita?" sahut Mo Lun sambil tersenyum dingin."Apakah mungkin... orang lain yang mengambil kitab pusaka itu?" ujar Wang Han Siang."He he!" Ngo Tok Siu-Mo Lun tertawa aneh, "Sau-dara Wang, aku pikir tidak bisa lama engkau menyimpan kitab pusaka itu!""Apa maksudmu?" Wang Han Siang mengerutkan kening. "Maksudku. " Mendadak Mo Lun menjulurkan tangannyamenotok jaian darah Khi Hu Hiat di tubuh Wang Han itu, Ngo Tok Siu-Mo Lun mulai mencari kitab Kui Goan Pit Cekdi sekitar tempat itu, Akan tetapi tidak menemukannya, Akhirnya ia melihat sebuah batu besar tempat Na Siao Tiap duduk tadi."Mungkinkah di situ?" gumam Ngo Tok Siu-Mo Lun sambil memperhatikan air muka Wang Han Mo Lun memperhatikan air muka Wang Han Siang, air muka Wan Han Siang memang berubaru Namun setelah Mo Lun meno!eh, justru wajah Mo Lun yang tampak gusar Wang Han Siang tampak gusar Mo Lun tetap mendekati batu itu, lalu mencari Kui Goan Pit Cek di sekitarnya, namun tetap tidak menemukannya, ia penasaran sekali, lalu mencoba mendorong batu itu, namun batu itu tidak bergeming, Bahkan di tempat itu tidak tampak adanya tanda- tanda atau bekas apa pun. "Baiklah," ujar Mo Lun. "Mari kita lihat siapa yang lebih lihay di antara kita berdua! Aku yakin suatu hari nanti engkau akan memberitahukan padaku, namun mungkin sudah terlambat pada waktu itu.""Hmm!" dengus Wang Han Siang sambil membuang muka, "Mungkin kelak engkau yang akan menyesal!""Aku akan menyesal?" Mo Lun tertawa, "Jangan lupa, dadamu telah tertusuk jarum beracun!"sebetulnya hilang ke mana kitab Kui Goan Pit Cek itu? Siapa yang mengambilnya? Tentang ini akan diceritakan nanti.******Bab ke 45 - Terkurung di Ruang ApiNa Siao Tiap melesat pergi laksana kilat Walau Kun Lun Sam Cu telah mengerahkan ginkang masing-masing, namun sama sekali tidak mampu menyusul gadis itu, sebaliknya malah makin tertinggal hari kemudian, Na Siao Tiap sudah tiba di pegunungan Altai dan mulai memasuki kawasan gunung ia sampai di depan istana Pit Sia Kiong, hari mulai senja. Di saat itu pula Souw Peng Hai dan Kim Hun Tokouw sedang bertarung mengetahui pendatang itu adalah salah seorang wanita Kwat Cong San, seketika juga para murid Kim Hun Tokouw membunyikan lonceng tanda bahaya untuk memanggilnya itu, Kim Hun Tokouw terpaksa harus kembali ke istana, maka nyawa Souw Peng Hai pun Hun Tokouw sudah memasuki istana Pit Sia Kiong melalui jalan rahasia, tapi ia tidak berani menyambut kedatangan Na Siao Tiap, karena ia telah terluka dalam. sementara Na Siao Tiap yang telah melangkah ke-dalam istana Pit Sia Kiong terbelalak sebab menyaksikan ruang yang amat besar, indah dan mewah, dan bergemerlapan bagaikan kristal"Lam Kiong Siu!" seru Na Siao Tiap setelah mengagumi ruang itu. "Apakah Souw Peng Hai berada di sini?"Kim Hun Tokouw yang bersembunyi di ruang rahasia tersentak hatinya, sebab Na Siao Tiap langsung menanyakan Souw Peng Hai."Mau apa engkau menanyakan Souw Peng Hai?" sahutnya Kim Hun Tokouw terdengar agak lantang, Ternyata ia telah makan obat mujarab, sehingga luka dalamnya mulai membaile"Siapa engkau?" tanya Na Siao Tiap, Gadis itu merasa heran, karena mendengar suara tapi tidak terlihat orangnya."Aku majikan istana Pit Sia Kiong, ada urusan apa engkau mencari Souw Peng Hai?""Dia telah mencuri kitab Kui Goan Pit Cekku, cepat suruh dia ke luar menemuiku!"Kim Hun Tokouw tertegun Sesaat kemudian ia tertawa gelak seraya berkata."Aku dengar dua wanita Kwat Cong San memiliki kepandaian yang amal tinggi, ternyata itu cuma omong kosong!""Jangan banyak omong!" bentak Na Siao Tiap gusar "Cepat suruh Souw Peng Hai ke luar!""He he!" Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu tertawa dingin lagi. "Engkau perlu tahu, Pek Yun Hui telah terkurung di dalam formasi lima unsur, hingga hari ini dia masih tidak dapat meloloskan diri, mungkin beberapa hari lagi dia akan mati kelaparan!" Na Siao Tiap terkejut Ternyata benar Pek Yun Hui terkurung di dalam istana Pit Sia Kiong ini."Hei!" bentak Na Siao Tiap. "Cepat bebaskan dia!" "He he! Berdasarkan apa engkau berani menyuruhkumembebaskan Pek Yun Hui?" tanya Kim Hun Tokouw sambiltertawa mengejek"Berdasarkan kepandaian!"sahut Na Siao Tiap cepat "Berdasarkan kepandaian?" Kim Hun Tokouw tertawamengejek lagi, "Kitab Kui Goan Pit Cekmu bisa dicuri Souw Peng Hai, sedangkan Souw Peng Hai telah menderita kekalahan di tanganku, bahkan lengannya pun telah putus!""Kim Hun Tokouw, engkau tidak perlu menakuti aku!" ujar Na Siao Tiap, "Cepatlah bebaskan Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan suruh Souw Peng Hai keluar!""Oh, ya?""Dan juga.,." tambah Na Siao Tiap, "Co Hiong telah menculik Lie Ceftg Loan, maka engkau pun harus menyerahkan Co Hiong padaku!""Hei! Na Siao Tiap! Engkau terlampau banyak bi-cara, engkau sudah tahu mereka berdua di dalam istana ini, kenapa tidak engkau cari sendiri?"Ucapan yang bernada menantang itu membuat Na Siao Tiap gusar bukan main."Baik!" sahutnya Siao Tiap tidak peduli apa pun, langsung menerjang ke dalam, Akan tetapi gadis itu terperangah, karena di ruang itu tidak terdapat pintu."Lam Kiong Siu! Engkau cuma merupakan seekor kura- kura yang menyembunyikan kepala!" seru Na Siao Tiap, Tapi aku tetap akan menerjang ke dalam!" "He he he! Batk! Namun,., aku yakin engkau cuma omong kosong!" sahut Kim Hun Tokouw memanasi hati gadis itu."Lihat saja!" ujar Na Siao Tiap sengit, lalu memulai melancarkan pukulan ke arah dinding ruangan."Bum! Bum! Bummmm!"Karena memukul ke sana ke mari dengan tidak karuan, kebetulan sekali memukul suatu tempat para murid Lam Kiong Siu bersembunyi seketika juga gadis-gadis itu berhambur ke melihat ada orang berhambur ke luar, Na Siao Tiap segera menggerakkan tangannya menangkap salah seorang dari mereka."Cepat bilang, di mana Lam Kiong Siu?" bentak Na Siao Tiap pada gadis itu."DL,." Gadis itu menunjuk ke salah sebuah pintu rahasia, lalu Siao Tiap menaruh gadis itu ke bawah, lalu menggerakkan sebelah tangannya membentuk sebuah lingkaran, itu adalah ilmu To Im Cih Yang Menyambut Dengan Keras Mendorong Dengan Lunak, mengarah ke pintu rahasia tersebut"Kreeek!" Pintu rahasia itu Siao Tiap tertawa panjang, dan segera menerobos ke dalam, Setelah berada di dalam, ia tereengang karena dirinya telah berada di sebuah ruangan yang sangat besarMendadak muncul beberapa gadis, masing-masing membawa sebuah pipa tembaga, Kemunculan mereka membuat Na Siao Tiap mengerutkan kening. pada waktu bersamaan, gadis-gadis itu meniup pipa tembaga dan dari masing-masing pipa tembaga itu tersembur keluar asap kemerah-merahan. Na Siao Tiap pernah mendengar tentang asap beracun itu, maka ia langsung tertawa panjang sambil mengibaskan lengan bajunya. Ternyata ia mengerahkan ilmu Hian Men It Goan Kang Khi Hawa Murni Hian Men.Asap beracun itu langsung terhembus berbalik ke arah para gadis tersebut Mereka terkejut dan ingin meloncat mundur, namun sudah terlambat sebab asap beracun itu telah menyerang mereka, Tanpa mengeluarkan suara, mereka terkulai Siao Tiap tertegun menyaksikan itu, Di saat ia tertegun, mendadak ruang itu berubah gelap. Karena khawatir Lam Kiong Siu akan melakukan serangan gelap, maka Na Siao Tiap segera melancarkan dua pukulan untuk melindungi diri, lalu meloncat Siao Tiap berseru kaget, ternyata kakinya menginjak tempat kosong. seketika juga ia mengerahkan ginkangnya Ling Khong Sih Tou Terbang di Angkasa, sehingga badannya langsung melambung ke atas. Namun ketika ia baru mau melesat ke samping, tiba-tiba terdengar suara yang sangat dikenalnya."Adik Siao Tiap, engkaukah yang datang?"Begitu mendengar suara itu, hati Na Siao Tiap girang dan segera menyahut"Kakak Pek! Engkau berada di mana?" Na Siao Tiap membiarkan badannya merosot ke bawah."Aku di sini," jawab Pek Yun Hui."Kakak Pek. " Sete!ah kakinya menginjak lantai, Nn SiaoTiap mendekati tempat Pek Yun Hui bersuara. "Engkau datang seorang diri?" tanya Pek Yun Hui."Ya," sahut Na Siao Tiap. Kemudian air matanya meleleh, karena teringat akan keselamatan Bee Kun Bu serta Lie Ceng Loan yang dibawa pergi Co Hiong. Begitu gadis itu melangkah ke dalam sebuah ruangan, melihat Pek Yun Hui duduk bersila di situ dengan wajah serius. "Kakak Pek. ""Jangan masuk!" cegah Pek Yun sudah terlambat, karena Na Siao Tiap telah melangkah ke dalam."Kakak Pek!" serunya."Kreeek!" pintu ruang itu tertutup kembali, sehingga Na Siao Tiap juga terkurung di dalam ruang api."Adik Siao Tiap. " Pek Yun Hui bangkit berdiri sambilmemegang bahu Na Siao Tiap. Pek Yun Hui tereengang sebab melihat air mata adik seperguruannya itu meleleh, "Engkau. ""Kakak Pek!" Air mata Na Siao Tiap berderai."Adik Siao Tiap, kenapa engkau menangis?" tanya Pek Yun Hui"Kakak Pek, hatiku.,, hatiku berduka sekali," jawab Na Siao Tiap terisak-isak."Adik Siao Tiap!" Pek Yun Hui menatapnya, kemudian manggut-manggut seraya bertanya lembut "Apa-kah dalam hatimu telah mencintai seseorang?""Ya." Na Siao Tiap mengangguk"Oooh!" Pek Yun Hui tertawa paksa. "Siapa orang yang engkau cintai? BoIehkah aku tahu?""Kakak Pek, dia... dia ada!ah. " Na Siao Tiap menariknafas dalam-dalam sambil memberitahukan". Bee Kun Bu!"Pek Yun Hui telah menduga itu, maka ia sudah tidak " kaget lagi, hanya saja merasa khawatir"Adik Siao Tiap! Engkau. " Pek Yun Hui justru tidak tahuharus mengatakan apa. "Kakak Pek, apakah Bee Kun Bu tidak berharga untuk dicintai?" tanya Na Siao Tiap mendadak."Bee Kun Bu seorang pemuda yang gagah, tampan, jujur dan berbudi luhur tentunya berharga untuk di-cintai," sahut Pek Yun Hui sambil menarik nafas."Kakak Pek!" Na Siao Tiap menatapnya, "Apakah engkau juga mencintainya dalam hati?""Siao Tiap. " Pek Yun Hui tertegun "Kita sudah bagaikankakak beradik kandung, maka tiada yang perlu dirahasiakan Aku memang pernah berpikir begitu, tapi aku masih dapat mengendalikan diri.""Kakak Pek, aku pun telah berpikir berulang kali, harus mengendalikan diri, Karena aku mencintai se-seorang, di dunia aku akan kehilangan seseorang yang amat baik, Namun... aku tidak mampu mengendalikan diri, aku. akutelah mencintainya," ujar Na Siao Tiap dengan air mata berderai~derai."Adik Siao Tiap!" Pek Yun Hui menatapnya dengan heran. "Kenapa di dunia engkau akan kehilangan seseorang yang amat baik?"Sebab almarhumah telah memberi amanat padaku, kalau aku telah mencintai seseorang, maka aku pun harus memperdengarkan irama Mi Hun Li Cin padanya." Na Siao Tiap memberitahukan"Maksudmu?" Pek Yun Hui tidak mengerti"Aku harus membunuh orang yang kucintai itu." Na Siao Tiap menjelaskan ibuku telah meninggal, maka aku harus mentaati amanatnya-""Siao Tiap!" Pek Yun Hui menarik nafas, "Apakah engkau tega membunuh Bee Kun Bu?""Kakak Pek, itu apa boleh buat." Na Siao Tiap menggeleng-gelengkan kepala, "Setelah membunuhnya, aku akan bunuh diri mendampinginya." Pek Yun Hui terdiam, ia tahu bahwa itu merupakan urusan yang amat serius, Kalau itu terjadi, Lie Ceng Loan pun pasti mati, mungkin juga Souw Hui Hong akan bunuh diri pu!a, Sebab gadis-gadis itu, telah terjerat dalam jaringan asmara."Kakak Pek!" tanya Na Siao Tiap mendadak memecahkan keheningan "Apakah Bee Kun Bu juga terkurung di dalam istana ini?""Aku telah menolongnya keluar dari sini," jawab Pek Yun Hui memberitahukan ia memang tidak tahu kemunculan Souw Peng Hai dan Co Hiong, karena ia sudah berangkat ke istana Pit Sia Kiong, maka ia menjawab begitu."Haah?" Na Siao Tiap terkejut bukan main "Kalau begitu, adik Loan telah terjebak!""Siao Tiap!" Pek Yun Hui tereengang, "Kenapa engkau mengatakan adik Loan terjebak?""Terjebak oleh Co Hiong!" Na Siao Tiap memberitahukan "Apa?" Pek Yun Hui terperanjat dan tertegun "Apa yangtelah terjadi, cepatlah ceritakan!"Na Siao Tiap segera menceritakan tentang Co Hiong ke gunung Kwat Cong San menemui Lie Ceng LoanPek Yun Hui diam saja setelah mendengar itu, sebab sama sekali tidak menduga akan kejadian tersebut, bahkan kitab Kui Goan Pit Cek pun telah hilang."Kakak Pek, kini Bee Kun Bu berada di mana?" tanya Na Siao Tiap."Dia berada di sebuah lembah bersama Giok Siauw Sian Cu." Pek Yun Hui memberitahukanBegitu mendengar Bee Kun Bu bersama Giok Siauw Sian Cu, seketika di dalam hati Na Siao Tiap terganjel sesuatu, yaitu rasa cemburu."Kakak Pek! Ayohlah! Kita harus segera meninggalkan ruang ini!" ajak Na Siao Tiap, "Mau apa tetap berada di sini?" "Siao Tiap!" Pek Yun Hui menggeleng-gelengkan kepala, "Tidak gampang kita meninggalkan ruang ini.""Lho? Kenapa?" tanya Na Siao Tiap, "Kenapa Kakak mengatakan begitu?""Engkau harus tahu. " Pek Yun Hui menunjuk ke sana kemari. "Kini kita terkurung di dalam ruang api yang dilengkapi dengan formasi Ngo Heng Tin, maka sulit bagi kita meninggalkan ruangan ini.""Lalu apa gunanya kita terus berdiam diri?""Kalau kita diam, tentu tidak akan terjadi apa-apa." "Bagaimana kalau kita terus terkurung di sini?" Na SiaoTiap mengerutkan kening, "Sampai kapan kita akan terkurungdi sini?""Entahlah." Pek Yun Hui menggelengkan kepala, "Aku tidak mengetahuinya"Kakak Pek, seandainya formasi Ngo Heng Tin itu bergerak, apa pula yang akan terjadi?" tanya Na Siao Tiap."Kalau formasi Ngo Heng Tin itu bergerak, kemungkinan besar ruangan ini akan menjadi lautan api," jawab Pek Yun Hui memberitahukan."Oh?" Air muka Na Siao Tiap berubah, kemudian ujarnya setelah berpikir sejenak "Seandainya ruangan ini menjadi lautan api, mungkin kita masih dapat meng-halaunya dengan angin pukufan.""Aku pun telah berpikir begitu, dengan tenagaku seorang diri, memang masih mampu berlahan, Tapi lama kelamaan tentu akan kehilangan banyak hawa murni, lalu harus bagaimana sesudah itu?""Kakak Pek!" Mendadak Na Siao Tiap tersenyum. "Kita sungguh bodoh!""Maksudmu?" "Pintu rahasia itu " Na Siao Tiap menunjuk ke arah pinturahasia tersebuL "Dengan tenaga kita berdua, bagaimana mungkin tidak mampu membuka pintu itu?"Usai berkata begitu, Na Siao Tiap langsung mengerahkan Lweekangnya memukul pintu itu."Siao Tiap, jangan bertindak sembarangan!" cegah Pek Yun Hui dengan wajah tetapi, Na Siao Tiap telah melancarkan pukulannya ke arah pintu itu, dan terdengarlah suara yang memekakkan rahasia tersebut tampak tergoncang. Kalau dihantam terus-terusan dengan pukulan yang mengandung Lweekang, niseaya pintu rahasia itu akan Siao Tiap tampak gembira, dan segera melancarkan sebuah pukulan waktu bersamaan, muncullah beberapa lubang di dinding, sekaligus mengeluarkan suara yang amat memekakkan telinga, Terkejutlah Na Siao Tiap dan Pek Yun di saat itu pula mereka berdua merasa panas sekali, seakan dipanggang di atas api yang berkobar-kobar."Siao Tiap, engkau telah menggerakkan formasi Ngo Heng Tin dengan pukuIan-pukulanmu, mungkin api akan segera menyala, Cepat bersiap-siaplah!" ujar Pek Yun Hui."Ya." Na Siao Tiap mengangguk sementara lubang-lubang itu terus mengeluarkan4 hawa yang amat panas, disertai pula dengan suara gemuruh Tak lama tampaklah api yang menyala menerobos dari lubang itu ke ruangan tersebut "Kakak Pek!" ujar Na Siao Tiap terkejut "Sungguh lihay jebakan di sini!""Tidak salah." Pek Yun Hui manggut-manggut "Ka-lau tidak, bagaimana mungkin Lam Kiong Siu berani memusuhi kaum Bu Lim di Tionggoan?""Kakak Pek. " Na Siao Tiap tampak menyesal, "Akubersalah karena memukul sembarangan Apakah engkau menyalahkan aku?""Tentu tidak," Pek Yun Hui tersenyum "Adik Siao Tiap, engkau tidak perlu berkata begitu.""Kakak Pek. " Na Siao Tiap menarik nafas panjang,"Mungkin tidak lama lagi kita akan mati terbakar di ruangan ini."Pek Yun Hui juga menarik nafas, kemudian mulai mengibaskan lengan bajunya ke arah lubang-lubang itu, begitu pula Na Siao Tiap, maksud mereka agar api itu tidak menerobos ke dalam ruangan tersebut"Kakak Pek, aku ingin bertanya padamu." ujar Na Siao Tiap mendadak."Engkau mau bertanya apa, tanyalah!" sahut Na Siao Tiap. ia merasa heran dan tidak dapat menduga apa yang akan ditanyakan Na Siao Tiap."Aku mencintai Bee Kun Bu, menurut Kakak apakah dia tahu?" ternyata ini yang ditanyakan Na Siao Pek Yun Hui menarik nafas, Dalam keadaan yang begini gawat, Na Siao Tiap masih tidak melupakan Bee Kun Bu. Dapat dibayangkan, betapa cintanya pada pemuda tersebut Lalu kelak harus bagaimana membereskan jaringan asmara ini?"Dia tahu atau tidak, bagaimana mungkin aku bisa menerkanya?" sahut Pek Yun Hui. "Kakak Pek,.,." Na Siao Tiap ingin mengatakan se-suatu, namun tiba-tiba segulung api dari lubang itu menerjang ke Na Siao Tiap langsung mengayunkan tangan-nya, dan timbullah angin yang amat kencang berhembus ke arah api itu, membuat api itu padam tetapi, Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui sudah tampak lelah sekali, sebab setiap saat pasti ada api menyembur ke arah mereka melalui lubang-lubang itu, bahkan pakaian mereka pun telah terbakar sana sini."Kakak Pek, aku punya suatu ide," ujar Na Siao Tiap serius."Apa idemu?""Kalau terus-menerus begini, kita akan kehabisan tenaga, Bagaimana kalau kita mengerahkan ilmu To Im Cih Yang untuk mendorong api itu agar membakar dinding sampai roboh?""Benar." Wajah Pek Yun Hui tampak gembira, "Ke-napa dari tadi aku tidak memikirkan cara ini?""Kakak Pek, mari kita mulai!" ujar Na Siao Tiap, Ketika segulung api mengarah padanya, ia segera mengerahkan ilmu To Im Cih Yang, dan api itu pun terdorong ke arah pula Pek Yun Hui, ketika ada segulung api mengarah padanya, ia pun langsung mendorong api itu kearah dinding dengan ilmu To Im Cih Yang, Tak seberapa lama kemudian, terdengarlah suara "Krek! Krek!""Kakak Pek!" Na Siao Tiap tertawa, "Lam Kiong Siu kira dapat mengurung kita di sini selamanya, tidak tahunya kita punya cara untuk ke luar dari sini,""Adik Siao Tiap, kita masih menghadapi tiga rintangan." Pek Yun Hui memberitahukan dengan wajah serius. "Jangankan cuma tiga rintangan, tiga puluh rintangan pun pasti ku terjang semuanya," sahut Na Siao Tiap tidak takut sama Krek! Dinding yang terbakar itu terus berbunyi. "Tidak lama lagi, dinding itu pasti roboh," ujar Pek Yun salah apa yang dikatakannya, berselang sesaat, robohlah dinding tersebut seketika juga Na Siao Tiap melesat ke luar melalui dinding yang telah roboh itu. Pek Yun Hui pun segera melesat ke luar menyusulnyaKeluar dari ruangan itu, mereka berdua berada di dalam ruangan lain, pintu di ruangan itu terbuka sedikit, tampak sedikit cahaya di dalamnya."Lam Kiong Siu!" seru Na Siao Tiap. "Masih ada jebakan apa, cepatlah perlihatkan pada kami!""Kalian berdua, terjanglah terus ke depan!" Ter-dengar suara sahutan Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu."Hmm!" dengus Na Siao Tiap dingin, "Kalau engkau tidak berani memperlihatkan diri, kami pasti dapat memaksamu memperlihatkan diri! Bisa berapa lama engkau bertahan di dalam istana ini?""He he he!" Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh-kekeh. "Kalian berdua pasti tidak bisa ke luar!""Jangan omong besar! Engkau adalah kura-kura yang menyembunyikan kepala!" Caci Na Siao Tiap sambil mendekati pintu terali itu. Pek Yun Hui mengikutinya dari masuk ke dalam, Na Siao Tiap mengerutkan kening, karena tempat itu menyerupai sebuah kamar, semua dindingnya terdiri dari baja putih yang mengeluarkan hawa tengah-tengah kamar itu terdapat sebuah batu besar berbentuk segi empat panjang, mirip sebuah tempat tidur Di atas bergantung sebuah kapak tajam, tidak terdapat benda lain lagi."Eh?" Na Siao Tiap berpaling "Kakak Pek, kok engkau tidak masuk?"Ternyata Pek Yun Hui berdiri di luar pintu terali itu. Ketika ia baru mau menyahut tiba-tiba pintu terali itu bergerak seakan mau tutup Pek Yun Hui. ia segera menahan pintu terali itu agar tidak tertutup, Akan tetapi, pintu terali itu masih terus bergerak, padahal Pek Yun Hui telah mengerahkan Lweekangnya untuk menahan."Adik Siao Tiap! cepatlah engkau ke luar!" pintu terali itu tertutup, berarti Na Siao Tiap akan berpisah dengan Pek Yun Hui."Kakak Pek,.,." Na Siao Tiap ingin mengatakan sesuatu "Cepat!" seru Pek Yun Hui cemas, Kelihatannya ia sudahtidak kuat menahan pintu terali itu lagi."Ya," sahut Na Siao Tiap, Ketika ia baru mau melangkah mendadak kapak yang bergantung di atas itu pun berayun ke arahnya."Hati-hati!" seru Pek Yun Hui. "Kapak itu "Na Siao Tiap sudah mendengar suara desiran di belakangnya, maka secepat kilat ia berkelitSiung! Kapak itu melewati kepala Na Siao Tiap, Karena itu, ia tidak keburu keluar Sebab pintu terali itu telah tertutup, Pek Yun Hui terpaksa berseru dari luar."Engkau harus berhati-hati!" "Ya," sahut Na Siao Tiap. "Adik Siao Tiap!" pesan Pek Yun Hui, "Engkau jangan menyentuh apa pun yang ada di dalam kamar itu!""Kalau begitu, kapan aku boleh menerjang ke luar?" tanya Na Siao Tiap."Adik Siao Tiap. " Suara Pek Yun Hui makin kecil,kemudian tak terdengar sama sekali."Kakak Pek! Kakak Pek. !" seru Na Siao Tiap berulangkali, tapi sudah tiada sahutan lagi."Na Siao Tiap!" Terdengar suara Kim Hun Tokouw yang dingin, "Tadi engkau telah omong besar, kenapa sekarang malah tampak ketakutan?""Siapa bilang aku ketakutan?" sahut Na Siao Tiap. "Adik Siao Tiap!" Terdengar lagi suara Pek Yun Hui."Jangan emosi, dia memang sengaja memancingmu!" "Kakak Pek. "Ting! Tang! Ting. Terdengar suara benturan bendakeras, itu membuat Pek Yun Hui terperanjat dan tertegun"Pek Yun Hui!" Suara Kim Hun Tokouw. "Dirimu sendiri sudah dalam bahaya, jangan memikirkan orang lain! Lihatlah belakangmu!"Pek Yun Hui tidak segera menoleh ke belakang, sebab khawatir Kim Hun Tokouw sedang menjebaknya, Namun kemudian ia mencium bau yang amat aneh, itu memaksanya untuk menoleh ke belakang, terbelalaklah Pek Yun Hui. Ternyata ia melihat ratusan ekor ular beracun berbaris di situ sambil menyemburkan Yun Hui telah kehilangan pedangnya, maka terpaksa menggunakan sarung pedang sebagai senjata, ia lalu melangkah mundur hingga punggungnya membentur dinding. "He he he!" Suara tawa Kim Hun Tokouw, "Pek Yun Hui!Tahukah engkau ular jenis apa itu?"Seorang gadis berbaju hijau menggeletak di mutiara yang disentil Pek Yun Hui tepat mengenai jalan darah di tubuh gadis ke empat puluh enamLie Ceng Loan Berlemu Kim Hun TokouwPek Yun Hui tidak berniat membunuh gadis berbaju hijau itu. Karena ia masih ingat akan salah seorang gadis yang mengorbankan nyawanya demi menolong Bee Kun Bu. itu berarti masih ada orang baik di dalam istana Pit Sia Kiong."Engkau tidak usah takut," ujar Pek Yun Hui setelah membebaskan jalan darah gadis berbaju hijau itu mendongakkan kepala, Begitu melihat Pek Yun Hui yang sedemikian anggun, seketika ia menundukkan kepala."Lam Kiong Siu berada di mana?" tanya Pek Yun Hui. "Aku dengar... dia berada di ruang pengontrol jebakan,"jawab gadis berbaju hijau itu. "Bawa kami ke ruang itu!""Lie Hiap Pendekar Wanita, kami semua tidak tahu di mana ruangan itu. Hanya majikan istana seorang yang tahu."jawaban gadis berbaju hijau itu mencemaskan hati Pek Yun Hui. Sebab kalau tidak bertemu Lam Kiong Siu, sulitlah baginya untuk menolong Na Siao Tiap. Lam Kiong Siu berada di mana, tiada seorang pun yang tahu."Kakak Bu? Di mana Kakak Bu?" tanya Lie Ceng Loan. "Kakak Bu?" gadis berbaju hijau itu tereengang. "Kakak Buadalah Bee Kun Bu." Lie Ceng Loan memberitahukan."Oh, Bee Kun Bu! Dia dikurung di ruang bawah tanah," ujar gadis berbaju hijau itu. "Apa?!" Pek Yun Hui terperanjat ia mencengkeram tangan gadis berbaju hijau itu. "Kapan dia ke mari?""Sudah dua tiga hari, Majikan istana yang menangkapnya, Bahkan ada seorang wanita. ""Siapa wanita itu?" "Giok Siauw Sian Cu.""Cepatlah bawa kami pergi menemuinya!" ujar Pek Yun Hui mendesak gadis berbaju hijau itu."He he!" Mendadak Kiu Tok Sian Ong tertawa Engkau jangan macam-macam!""Aku. " Gadis berbaju hijau itu tampak takut sekali kepadaKiu Tok Sian Ong, "Aku tidak berani. ""Siauw Lan!" Terdengar suara gadis lain di tempat yang agak jauh, "Engkau berani membantu orang luar, apakah tidak takut kalau Kiong Cu akan menghukummu?""Aaakh. " keluh gadis berbaju hijau itu dengan wajah pucatpias. "KaIian. kalian ampunilah aku!""Kami cuma menghendaki agar engkau membawa kami pergi menemui Bee Kun Bu," ujar Lie Ceng Loan, "ltu bukan urusan besar, kan?""Tapi aku. " Wajah gadis berbaju hijau itu bertambahpucat, Kini ia berada di tangan mereka, Kalau ia membawa mereka pergi menemui Bee Kun Bu, Lam Kiong Siu pasti menghukumnya dengan cara yang sadis, itulah yang membuatnya ketakutan sekali sehingga ping-san."Kakak Pek, Lo Sian Ong!" Lie Ceng Loan menghela nafas, "Kita jangan mendesaknya lagi, kasihan! Lebih baik kita cari sendiri saja, agar dia tidak dihukum majikannya.""Sungguh baik hati Nona Lie." Puji Kiu Tok Sian Ong dan menambahkan "Tiada duanya di kolong lagit." "Lo Sian Ong!" Pek Yun Hui tersenyum. "Pujian Lo Siang Ong memang tepat, Adik Ceng Loan amat baik sehingga orang jahat pun dianggapnya orang baik pula.""Kakak Pek!" Lie Ceng Loan tertawa, "Aku tahu yang engkau maksudkan Co Hiong, kan?""Ya." Pek Yun Hui mengangguk Setelah itu mereka bertiga lalu melesat ke tiga puluh depa kemudian, ke tiga orang itu sudah sampai di ujung dan sekaligus memandang ke depan. Di sana gelap gulita tidak tampak apa pun. Namun di sebelah kiri dan kanan tampak sedikit Tok Sian Ong menengok ke kiri dan ke kanan, lalu menggerakkan tangannya, Ternyata ia menyambit-kan senjata rahasia ke dua arah Tak! Dua buah senjata itu jatuh di lantai. "Mari kita ke sana!" ujar Kiu Tok Sian Ong sambilmenunjuk tempat yang ada cahayanya."Lo Sian Ong!" sahut Pek Yun Hui. "Mungkinkah tempat yang bereahaya itu merupakan suatu jebakan bagi kita?""Ha ha!" Kiu Tok Sian Ong tertawa gelak, "Per-mainan Lam Kiong Siu cuma permainan anak-anak. Julukanku Kiu Tok Sembilan Racun, Kalau dia menggunakan racun, berarti dia telah bertemu leluhurnya."Pek Yun Hui tersenyum Kalau Lam Kiong Siu menggunakan racun, tentu Kiu Tok Sian Ong dapat menghadapinya. Akan tetapi, apabila Lam Kiong Siu menggunakan selain racun, Kiu Tok Sian Ong pasti akan kerepotanitu tidakdiutarakan Pek Yun Hui, sebab saat ini tidak baik untuk berdebat Lagi pula Kiu Tok Sian Ong tergolong tingkatan tua, maka biar bagaimanapun ia harus menghormatinya."Baik." Pek Yun Hui manggut-manggutMereka bertiga menuju tempat yang bereahaya ttu. Setelah beberapa depa kemudian, Kiu Tok Sian Ong memungut senjata rahasia yang disambitkannya Pek Yun Hui memandang ke depan, masih tidak tampak ujungnya, Maka tidak heran kalau ia mengerutkan kening."Kakak Pek!" ujar Lie Ceng Loan heran. Tempat yang kita lalui mirip sebuah lorong, tapi kenapa tidak ada ujungnya?""Adik Loan,..." Pek Yun Hui meno!ehkan kepalanya ke belakang, gadis itu tampak tertegun dan terkejut "Celaka!"Kiu Tok Sian Ong dan Lie Ceng Loan juga menoleh ke belakang, Mereka berdua pun tampak tertegunKetika mereka bertiga memasuki tempat ini, sama sekali tidak menoleh ke belakang, Saat ini mereka menoleh ke belakang, justru melihat kabut kekuning-ku-ningan, Sungguh mengherankan, kabut itu tidak bergerak Entah kabut apa itu?"Eh?" Lie Ceng Loan tereengang "Permainan apa lagi itu?" Lie Ceng Loan mendekati kabut itu. Terkejutlah Pek YunHui dan segera berseru."Adik Loan, jangan ke sana!"Namun sudah terlambat Lie Ceng Loan telah masuk ke kabut tersebut bahkan tidak tampak bayangannya lagi."Adik Loan!" seru Pek Yun Hui cepat "Engkau harus di'am! Kalau engkau bergerak tidak akan bertemu Kakak Bumu lagi!"Pek Yun Hui tahu, bahwa Lie Ceng Loan pasti menuruti perkataannya, Tapi kalau ditambah dengan nama Bee Kun Bu, gadis itu pasti tidak berani bergerak "Kakak Pek, aku tidak akan. " Lie Ceng Loan inginmenyahut "Aku tidak akan bergerak", namun mendadak ia menjerit kaget "Akh! Kakak Pek, ada orang me-nyerangku!"Terkejutlah Pek Yun Hui. ia segera berseru agar Lie Ceng Loan bergerak"Adik Loan, kalau ada orang menyerangmu engkau boleh bergerak membalasnya!"Hanya terdengar suara Lie Ceng Loan, sama sekali tidak mendengar suara apa pun. Karena itu, Pek Yun Hui bersiap menerjang ke arah kabut tersebut Tapi pada waktu bersamaan, kabut itu bergerak ke waktu sekejap, Pek Yun Hui telah terkurung kabut tebal yang warnanya kekuning-kuningan itu, seketika Pek Yun Hui merasa matanya gelap, tidak dapat melihat apa segera menoleh ke belakang, namun tidak tampak Kiu Tok Sian Ong, sebab terhalang kabut tebal itu."Lo Sian Ong!" tanya Pek Yun Hui, "Bagaimana keadaanmu?""Nona Pek!" sahut Kiu Tok Sian Ong memberitahukan "Kita telah terkurung di dalam formasi kabut Engkau jangan bergerak, aku akan coba mendekatimu!""Ya!" sahut Pek Yun Hui, Ternyata dugaannya tadi tidak salah, Tempat ini merupakan suatu jebakan bagi mereka. Namun ia tidak menyalahkan Kiu Tok Sian Ong, Kemudian ia berseru bertanya pada Lie Ceng Loan, "Adik Loan, masih ada orang menyerangmu?""Tidak. Hah? Hei! Siapa engkau?" bentak Lie Ceng Loan."Adik Loan. " Pek Yun Hui terkejui. Namun sudah tidakterdengar suara Lie Ceng Loan saat itu puIa, Pek Yun Hui merasa ada desiran angin di belakangnya, ia segera menoleh, namun tidak melihat apa pun. Tanpa berpikir panjang lagi, ia segera melancarkan sebuah pukulanBetapa dahsyatnya pukulan Pek Yun Hui. pukulannya mampu mencapai jarak jauh, tapi terhalang oleh kabut tebal, sehingga kedahsyatannya jadi berkurang."Nona Pek!" Suara Kiu Tok Sian Ong, "Kabut kuning ini bukan kabut biasa, engkau jangan sembarangan melancarkan pukulan!"Pek Yun Hui tahu bahwa Kiu Tok Sian Ong berpengalaman maka ia pun tidak melancarkan pukulan lagi. Akan tetapi, Pek Yun Hui merasa heran, sebab tadi Kiu Tok Sian Ong bilang mau mendekatinya, tapi kenapa saat ini suaranya malah agak jauh?"Lo Sian Ong berada di mana?" tanya Pek Yun Hui." Aku sedang mendekatimu," sahut Kiu Tok Sian Ong, Sungguh mengherankan, suara orang itu bertambah sadarlah Pek Yun Hui, bahwa formasi kabut kuning ini memang sungguh lihay."Lo Sian 0ng. " sebetulnya Pek Yun Hui inginmengingatkannya jangan terpengaruh oleh kabut kuning, namun di saat bersamaan meluncur empat buah belati ke arahnya. Yang mengejutkan Pek Yun Hui adalah ke empat buah belati itu sama sekali tidak mengeluarkan suara. Padahal gadis itu berkepandaian begitu tinggi, namun masih tidak mendengar suara desiran senjata Pek Yun Hui tidak memegang senjata apa yang tadi dipegangnya telah dikembalikan kepada Lie Ceng Loan Karena itu ia terpaksa membungkukkan empat senjata itu melewati kepalanya, Pada waktu bersamaan, Pek Yun Hui menyentilkan jari telunjuknya ke arah senjata-senjata Trang! Trang! Tiga buah belati terpukul ke atas, Pek Yun Hui cepat-cepat menjulurkan tangannya untuk menangkap belati yang meluncur terakhir lalu disimpan di dalam bajunya."Adik Loan!" Pek Yun Hui teringat pada gadis itu. "Adik Loan, engkau berada di mana?"Pek Yun Hui berteriak lantang, tetapi tiada suara sahutan Lie Ceng Loan. Cemaslah hatinya ia langsung melesat ke depan Berselang beberapa saat kemudian, barulah ia berhentiNamun sungguh mengherankan ia masih berada di dalam kabut kuning tebal itu. Pek Yun Hui tertegun Tadi ia ingin mengingatkan Kiu Tok Sian Ong, namun kenapa sekarang dirinya malah bertindak ceroboh begitu?Pek Yun Hui tidak dapat melihat apa pun. Bahkan tidak tahu dirinya berada di mana, Gadis itu berusaha tenang dan mengingat kembali tempat yang dilaluinya tadi, sepertinya ia berada di suatu tempat yang tiada itu terus berpikir Setelah itu ia mengarah ke kiri beberapa depa, lalu berputar ke kanan lagi, Namun memang mengherankan, ia berjalan ke mana pun tetap tidak menemukan dinding ruanganDirinya seakan berada di sebuah padang pasir yang tiada batasnya, Akhirnya ia berhenti untuk menunggu perkembangan dan di mana Lie Ceng Loan? Ketika memasuki kabut kuning itu, Lie Ceng Loan menyadari adanya gelagat yang tak beres, Gadis itu membalikkan badannya, tapi sudah tidak melihat Pek Yun Hui dan Kiu Tok Sian Ong, karena tertutup oleh kabut kuning yang amat tebalPada waktu bersamaan, Lie Ceng Loan mendengar suara Pek Yun Hui yang menyuruhnya jangan bergcrak, Maka ia tidak berani bergerak sama sekaliDi saat itu, mendadak meluncur empat buah belati ke arah Lie Ceng Loan Untung gadis itu bergerak cepat menghindar kalau tidak badannya pasti sudah tertancap senjata tajam tersebutKarena itu, Lie Ceng Loan langsung menghunus pedangnya untuk berjaga-jaga. Tiba-tiba ia mendengar suara wanita."Engkau ingin bertemu Bee Kun Bu?"Lie Ceng Loan terperanjat dan segera menoleh, namun tidak melihat apa pun di belakangnya, Oleh karena itu, ia siap menggerakkan pedangnya, Akan tetapi ia teringat bahwa suara tadi menyebut nama Bee Kun Bu. itulah yang membuatnya tidak jadi menggerakkan pedangnya."Kalau engkau ingin bertemu Bee Kun Bu, janganlah bersuara!" Terdengar lagi suara wanita itu dan menambahkan "Cepat ikut aku!""Engkau berada di mana?" tanya Lie Ceng Loan dengan suara sahutan, namun mendadak muncul sebuah belati yang mengkilap mengarah Lie Ceng Loan."Haah...?""Jangan takut!" bisik wanita itu, "Peganglah ujung belati ini, ikuti ke mana aku pergi!"Lie Ceng Loan tertegun Demi bertemu Bee Kun Bu, bahaya apa pun harus ditempuh, pikirnya, Kemudian dengan dua jarinya ia menjepit belati itu mulai bergerak Lie Ceng Loan mengikuti gerakan belati itu ke mana saja, ia merasa melewati beberapa tikungan Berselang beberapa saat kemudian, tiba-tiba di hadapannya berubah menjadi gelap sekali Kabut kuning itu pun sudah tidak kelihatan lagi Namun Lie Ceng Loan justru melihat seorang wanita menggenggam belati tersebut Begitu melihat wanita itu, ia pun langsung bertanya."Kakak! Di mana Kakak Bu?" Sebelum wanita itu menjawab, mendadak berkelebat sosok bayangan Dalam sekejap mata sosok bayangan itu sudah berada di hadapan mereka."Kiong Cu Majikan Istana!" panggil wanita itu dengan hormatKetika mendengar wanita itu memanggil "Kiong Cu", Lie Ceng Loan segera melepaskan jari tangannya yang menyepit ujung belati itu, kemudian mendadak menyerang wanita yang baru muncul dengan jurus Coan Yun Cai Goat Menembus Awan Memetik Bulan.Jurus tersebut adalah ilmu pedang partai Kun Lun yang disebut Tui Hun Cap Ji Kiam Dua Belas jurus Mengejar Setan. Setelah mengeluarkan jurus itu, sisa sebelas jurus itu pun digerakkan secara beruntun pula, Dapat dibayangkan betapa dahsyatnya serangan-se-rangan Lie Ceng Loan menyerang wanita yang baru muncul itu begitu dahsyat? Ternyata ia telah mengetahui, bahwa wanita tersebut Lam Kiong Siu."Hm!" dengus Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu dingin kemudian bertanya pada wanita itu, "Benarkah gadis ini bernama Lie Ceng Loan?""Aku memang Lie Ceng Loan!" sahut gadis itu cepai dan bertanya, "Di mana Kakak Bu?"Ketika menyahut, serangan-serangannya juga telah mengarah pada Kim Hun melihat serangan-serangannya itu, Kim Hun Tokouw cuma tersenyum dingin, lalu berkelit ke samping, sedangkan Lie Ceng Loan lalu berhenti Hun Tokouw menatapnya tajam, kemudian melangkah maju mendekati Lie Ceng Loan."Engkau jangan maju lagi!" bentak Lie Ceng Loan sengit "Engkau bukan orang baik, kalau maju lagi, aku pasti menyerangmu!" "He he!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin, lalu menghentikan langkahnya, Namun matanya menatap tajam ke arah Lie Ceng Ceng Loan juga memandang Kim Hun Tokouw dengan penuh perhatian Karena tempat itu amat gelap, maka tadi ia tidak melihat jelas dirinya, Kini jarak mereka cukup dekat, maka Lie Ceng Loan dapat melihatnya agak melihat Kim Hun Tokouw, Lie Ceng Loan merasa heran, karena tidak menyangka kalau wanita itu begitu cantik, sementara Kim Hun Tokouw juga menatapnya dengan penuh perhatian Berselang sesaat ia tersenyum dingin seraya berkata."Aku kira engkau secantik bidadari, tidak tahunya masih berbau pupur!"Mendengar ucapan itu, Lie Ceng Loan sama sekali tidak tersinggung maupun gusar, melainkan malah ter-tawa."Kakak Lam Kiong, engkaulah yang secantik bidadari sesungguhnya Lie Ceng Loan berkata setulus hati, tapi Kim Hun Tokouw mengira gadis itu menyindirnya."Hm!" dengusnya, wajahnya berubah kemerah-merahan. "Kakak Lam Kiong!" tanya Lie Ceng Loan, "Di mana KakakBu?""Engkau menanyakan Bee Kun Bu?" Kim Hun Tokouw balik bertanya."Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Di mana Kakak Buku?" "Kakak Bumu?" Kening Kim Hun Tokouw mengerut, "Diamilikmu?""Dia kakak seperguruan ku, maka aku selalu memanggilnya begitu. Memangnya kenapa?" Lie Ceng Loan tampak kebingungan "Oh?" Kim Hun Tokouw tertawa, "Engkau sangat mencintainya dalam hati, kan?""Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Kakak Lam Kiong, cepatlah lepaskan dia!""Lie Ceng Loan!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin, "Engkau begitu mencintainya, tentu bersedia melakukan apa pun demi dia, kan?""Ya." Lie Ceng Loan mengangguk"Bagus." ujar Kim Hun Tokouw sepatah demi sepatah "Kini Bee Kun Bu berada di tanganku, Mati hidupnya juga berada di tanganku, Kalau engkau tidak menghendakinya mati, maka engkau harus menuruti kata-kataku.""Engkau... engkau mau menyuruhku melakukan apa?" tanya Lie Ceng Loan cemas dan tergagap."Engkau harus menulis sepucuk surat, yang isinya mengatakan bahwa engkau sudah punya kekasih baru, karena itu engkau tidak mencintainya lagi," sahut Kim Hun Ceng Loan menggigit bibir Matanya menatap tajam ke arah Kim Hun Tokouw seraya berkata keras."Aku tidak mau menuruti perintahmu!""Oh?" Kim Hun Tokouw tertawa, "Kalau begitu, Bee Kun Bu pasti mati lantaran sahutanmu yang tegas itu."Wajah Lie Ceng Loan berubah pucat Gadis itu tampak gugup, panik dan cemas sekali Kemudian mendadak ia menyerang Kim Hun Tokouw dengan pedang-nya. ia mengeluarkan jurus Coan Yun Cai Goat Me-nembus Awan Memetik Bulan.Kim Hun Tokouw tertawa dingin sambil mundur Tiba-tiba tangannya bergerak dan seketika di tangannya telah bertambah sehelai selendang, bahkan sekaligus melayang cepat ke arah pedang Lie Ceng Loan. Dalam waktu sekejap, pertarungan mereka sudah melewati beberapa jurus. Lie Ceng Loan menyerang Kim Hun Tokouw dengan ilmu pedang Tui Hun Cap Ji Kiam. Namun tangan kirinya juga ikut menyerang dengan jurus-jurus aneh, yakni ilmu tangan kosong dari buku catatan Sam Im Sin Ni, yang diajarkan Liong Giok Pin melihat Lie Ceng Loan, Kim Hun Tokouw menganggapnya sebagai anak gadis yang masih berbau pupur Namun kini amat terkejut, karena tidak menyangka kalau gadis itu memiliki kepandaian begitu tinggi"Lam Kiong Siu!" bentak Lie Ceng Loan. "Kakak Pek dan Kakak Siao Tiap telah menyerang ke dalam istana Pit Sia Kiong ini, bahkan Kiu Tok Sian Ong pun telah datangi Cepatlah bebaskan Kakak Bu, aku akan menyuruh mereka jangan menyusahkanmu!""He he!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin, "Na Siao Tiap telah terkurung di ruang besi, sedangkan Pek Yun Hui dan setan tua itu pun telah terkurung di formasi kabut kuning!Engkau pikir mereka akan ke mari menolongmu? Huh! jangan mengimpikan itu!""Oh?" Lie Ceng Loan memperhebat serangannya. "Tunggu!"tentak Kim Hun Tokouw sambil meloncatmundurLie Ceng Loan berhenti menyerangnya, namun pedangnya tetap diluruskan ke depan."Apakah engkau bersedia membebaskan Kakak Bu?" tanyanya."Engkau ikut aku ke dalam, aku akan memperlihatkan sesuatu kepadamu," sahut Kim Hun Tokouw serius."Cepat bawa aku ke sana!" Lie Ceng Loan girang sekali ia mengira Kim Hun Tokouw akan membebaskan Bee Kun Hun Tokouw tertawa dingin, Mendadak ia melesat ke dalam dan diikuti Lie Ceng Loan dari belakang. Setelah melewati beberapa tikungan, tiba-tiba Lie Ceng Loan terbelalak, karena dirinya sudah berada di sebuah ruangan berdinding kristalLie Ceng Loan menengok ke sana ke mari, namun tidak tampak Bee Kun Bu berada di situ, Keningnya langsung berkerut"Di mana Kakak Bu?" tanyanya."Kenapa engkau begitu tegang?" sahut Kim Hun Tokouw, Kemudian ia menggerakkan selendangnya mengarah ke sebuah tombol Dinding kristal itu Ceng Loan memandang ke sana, wajahnya tampak berubah dan berseru seperti orang kehilangan sukma."Kakak Bu! Kakak Bu. "Ternyata Lie Ceng Loan melihat seseorang digantung di atas, Tampak sebuah tungku yang menyala di bawahnya, Kepala orang itu tertunduk, rambutnya menutupi mukanya, Walau tidak menyaksikan wajahnya, namun Lie Ceng Loan mengenali, bahwa orang itu Bee Kun Bu. Betapa sakit dan sedihnya hati gadis itu melihat Bee Kun Bu sedang dipanggang di atas tungku, Lidah api dari dalam tungku itu terus menjilat kaki tahan Lie Ceng Loan menyaksikan keadaan itu. ia langsung menerjang ke sana, Akan tetapL..Buk! Badannya membentur sesuatu, sehingga membuatnya jatuh di luar dugaan, ternyata tempat itu dilapisi semacam kaca anti pecah, Lie Ceng Loan tidak melihat kaca itu, maka tadi ia langsung Ceng Loan segera bangkit berdiri, lalu menyerang kaca itu dengan pedangnya. Trang! Trang! Trang.,.!Waiau Lie Ceng Loan telah menyerang dengan sepenuh tenaga, tapi kaca itu sama sekali tidak pecah, sebaliknya tangan gadis itu yang terasa sakit sekali."Lam Kiong Siu!" bentak Lie Ceng Loan sengit, "Cepat buka kaca ini!"Kim Hun Tokouw cuma tersenyum dingin, Lie Ceng Loan memandang ke arah Bee Kun Bu lagi."Kakak Bu! Kakak Bu! Apakah engkau bisa melihat aku?" tetapi, Bee Kun Bu tidak bergerak sama sekalL Betapa cemas dan sedihnya hati Lie Ceng Loan, Men-dadak ia merasa dadanya bergejolak."Uaaakh. " MuIutnya menyemburkan darah segar,kemudian ia pun Kim Hun Tokouw cuma tersenyum di-ngin. ia memandang Lie Ceng Loan yang terkulai itu seraya berkata."Engkau harus melakukan apa yang kukatakan tadi!" "Lam Kiong Siu. " sahut Lie Ceng Loan !emah, "Engkau.,,engkau tidak akan membakarnya sampai mati kan?"Kim Hun Tokouw tidak menyahut Kemudian ia bertepuk tangan beberapa kali, lalu muncullah beberapa gadis di dalam ruang kaca itu. Kim Hun Tokouw memberi isyarat dengan tangannya, seketika juga gadis-gadis itu menambah bahan bakar ke dalam tungku tersebut"Aaaakh.,." keluh Lie Ceng Loan. Gadis itu nyaris pingsan karena api yang ada di dalam tungku itu bertambah besar."Bagaimana?" tanya Kim Hun Tokouw dingin "Apa-kah engkau masih tidak mau menuruti apa yang kukatakan tadi? Kalau aku memberi isyarat lagi, mereka pasti segera menurunkan tali itu!""TJdak!" teriak Lie Ceng Loan, Mendadak ia melesat ke arah Kim Hun Tokouw sambil menyerangnya dengan jurus Chun Yun Cak Can Awan Musim Semi Mulai Mengembang, Kemudian jurus itu berubah menjadi jurus Yah Hwee Sauh Thian Api Berkobar Membakar Langit. Serangan itu mengarah ke kepala Kim Hun Ceng Loan dalam keadaan emosi dan nekad karena menyaksikan keadaan Bee Kun Bu yang me ngenaskan itu. Maka tak mengherankan kalau serangan nya sangat dahsyatNamun lawannya Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu. yang berkepandaian tinggi, bahkan juga sangat berpengalaman Tentu tidak gampang bagi Lie Ceng Loan untuk membunuhnya hanya dengan jurus-jurus tiba-tiba terjadi sesuatu yang sungguh mengejutkan, Ternyata ujung pedang Lie Ceng Loan berhasil membabat rambut Kim Hun Tokouw, Kalau Kim Hun Tokouw terlambat menundukkan kepalanya, mungkin saat ini kepalanya telah menggelinding di Ceng Loan tidak berhenti di situ, Gadis itu masih melanjutkan serangannya, ia mengerahkan ilmu pedang yang diajarkan Liong Giok terkejutnya Kim Hun Tokouw, ia bergerak cepat menghindari serangan lawan, kemudian mendadak balas menyerang dengan selendangnya mengarah ke dada Lie Ceng waktu bersamaan, tiba-tiba pedang Lie Ceng Loan berputar membentuk dua buah lingkaran, lalu ujungnya mengarah ke tenggorokan Kim Hun Kim Hun Tokouw, sebab andaikata selendangnya berhasil melukai lawan, tenggorokannya pun pasti berlubang akibat tusukan pedang, Lagi pula saat ini Lie Ceng Loan telah nekad tanpa menghiraukan nyawanya sendiri Walau ujung selendang Kim Hun Tokouw sudah dekat dengan dadanya, namun ia tetap melanjutkan serangannya.*****Bab ke 47 - Api Membakar Bee Kun Bu Menghanguskan Hati KekasihMenyaksikan Lie Ceng Loan begitu nekad, terperanjat-lah Kim Hun Tokouw, ia tidak mau mati konyot, maka secepat kilat meloncat mundur dua langkah sambil me-nyentakkan selendangnya. Ujung selendang itu langsung membalik membelit pedang Lie Ceng Loan, Namuft pedang Lie Ceng Loan tetap menyabet bahu Kim Hun saat bersamaan, ujung selendang Kim Hun Tokouw berputar ke arah dada Lie Ceng Loan, Tak terelak lagi, ujung selendang itu menghantam sasarannya."Aaakh!" jerit Lie Ceng Loan, Badannya terhuyung-huyung ke belakang beberapa telah terhuyung-huyung dan dadanya sudah terhantam oleh selendang lawan, namun Lie Ceng Loan masih dapat bertahan"He he!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin. "Lihatlah ke sana!"Lie Ceng Loan segera memandang ke dalam ruang kaca, Ternyata punggung Bee Kun Bu telah ditindih dengan beberapa batang besi yang membara, sehingga mengeluarkan asap."Aaaakh. " Wajah Lie Ceng Loan pucat pias me-nyaksikannya, Kemudian ia menatap Kim Hun Tokouw dengan mata berapi-api."Kalau engkau tidak mau menuruti apa yang kukatakan tadi, Bee Kun Bu pasti mati terbakar!" ujar Kim Hun Tokouw dingin "Kalau aku menulis,.," sahut Lie Ceng Loan dengan air mata berderai-derai, "Dia... dia pun tidak akan pereaya!""Oh?" Kim Hun Tokouw tertawa, "Engkau boleh bicara dengannya sekarang!""Ruangan itu dilapisi kaca, bagaimana mungkin dia dapat mendengar suaraku?" ujar Lie Ceng Loan."He he!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin "Aku punya cara agar dia dapat mendengar suaramu!""Aku... aku harus bilang apa padanya?" tanya Lie Ceng Loan, yang pipinya telah basah karena air matanya terus bereucuran"Bilang saja engkau sudah punya kekasih baru, maka tidak mencintainya lagi!" sahut Kim Hun Tokouw."Dia... dia tidak akan pereaya, sebab.,, sebab aku tidak punya teman pria lain!" Lie Ceng Loan memberitahukan"Gampang!" Kim Hun Tokouw tertawa, "Engkau bilang saja telah mencintai Co Hiong! Jadi engkau tidak mempedulikannya lagi. Kalau pun bertemu, engkau pasti tidak akan meladeninya!""Kapan aku harus bilang begitu?" tanya Lie Ceng Loan dengan hati tersayat"Sekarang!""Aku.,, aku... mencintai. " Berkata sampai di situ,mendadak Lie Ceng Loan berteriak sekeras-kerasnya. "Kakak Bu, aku cuma mencintai dirimu seorang! AJcu tidak akan mencintai orang lain!""Dasar gadis sialan!" Caci Kim Hun Tokouw, ia langsung mengibaskan tangannya memberi isyarat pada murid- muridnya yang ada di dalam ruang kaca juga tubuh Bee Kun Bu yang tergantung itu merosot ke bawah", Lidah api yang ada di dalam tungku itu pun mulai membakar tubuh Bee Kun Bu. "Aaaakh..." keluh Lie Ceng Loan."Kalau engkau tidak bilang seperti yang kukatakan, Bee Kun Bu pasti segera hangus!" ujar Kim Hun Tokouw Ceng Loan memejamkan matanya, ia sudah tidak tega menyaksikan keadaan Bee Kun Bu."Engkau masih belum mau bilang begitu?" bentak Kim Hun Tokouw."Aku.,, aku sungguh mencintai Bee Kun Bu," ujar Lie Ceng Loan lemah dengan air mata bereucuran "Dia... dia pun tahu itu. Kenapa engkau,., engkau memaksaku harus bilang tidak mencintainya? Engkau ingin membuat hatinya berduka ?Kalau pun aku bilang begitu, dia pasti tidak akan pereaya."Karena Lie Ceng Loan bertanya begitu, mendadak wajah Kim Hun Tokouw tampak kemerah-merahan. Na-mun kemudian berubah penuh diliputi hawa membunuh"Bagus! Bagus! Engkau begitu keras hati tidak mau bilang begitu! Saksikanlah Kakak Bumu itu akan ba-gaimana!" ujarnya lalu tertawa Hun Tokouw memberi isyarat lagi, lalu tubuh Bee Kun Bu merosot ke bawah tepat di atas Ceng Loan memandang ke dalam ruang kaca. Gadis itu tampak tertegun ia berdiri seperti patung, Matanya terbelalak lebar, namun tidak menangis lagi."Ha ha ha!" Kim Hun Tokouw tertawa seperti orang gila, Di saat itulah mulut Lie Ceng Loan menyemburkan darah segar Gadis itu lalu membalikkan Hun Tokouw terus tertawa, Kelihatannya ia merasa gembira, Lie Ceng Loan menarik nafas da!am-dalam, ternyata ia menghimpun Lweekangnya, Tiba-tiba ia menggerakkan pedangnya menusuk ke arah Kim Hun Tokouw yang masih tertawa gelak itu. Walau Lie Ceng Loan telah menghimpun Lweekangnya, namun hawa murninya telah terganggu, maka Lwee-kangnya tidak begitu dahsyat Hun Tokouw menyentakkan selendangnya, seketika juga ujung selendang yang mengandung tenaga lunak itu menghantam tubuh Lie Ceng Loan, Gadis itu terpental beberapa depa bersama pedangnya, kebetulan mengarah ke ruang kaca, sehingga melihat tubuh Bee Kun Bu yang sudah tak bergerak sama sekali"Kakak Bu! Kakak Bu,.,!" jerit Lie Ceng Loan memilukan Siapa yang mendengar suara jeritannya, pasti akan mengucurkan air tetapi, Kim Hun Tokouw malah terus tertawa terkekeh-kekeh, Di saat bersamaan, terdengarlah suara yang membetot Trinng! Ternyata suara Hun Tokouw segera menoleh. Tampak seorang gadis berbadan langsing dan cantik jelita berdiri di situ, Ke dua tangan gadis itu memeluk sebuah gadis itu? Tidak lain Na Siao Tiap, Begitu melihatnya, Kim Hun Tokouw terkejut bukan main, ia sama sekali tidak menyangka kalau Na Siao Tiap akan berhasil keluar dari ruang besi, Tadi getaran piepa itu nyaris membuatnya terkulai Oleh karena itu ia menyadari bahwa Na Siao Tiap bukan tandingannya, Secepat kilat ia melesat ke arah Dinding itu terbuka, Kim Hun Tokouw langsung melesat ke dalam, Kemudian dinding itu cepat sekali tertutup kembali"Hm!" dengus Na Siao Tiap dingin, "Dasar pengecut, melihat aku langsung kabur!" Begitu melihat Na Siao Tiap, hati Lie Ceng Loan bertambah sedih, karena kemunculannya telah terlambat yakni setelah Bee Kun Bu mati meskipun Na Siao Tiap tidak muncul terlambat tetap juga tiada gunanya, sebab ia pun tidak mampu memecahkan dinding kaca."Eeeh?" Na Siao Tiap baru melihat Lie Ceng Loan, "Adik Loan, kenapa engkau.,.?""Kakak Siao Tiap. " Air mata Lie Ceng Loan ber-derai,"Kakak Bu,.,.""Kakak Bu kenapa?" tanya Na Siao Tiap cemas. "Dia. " Lie Ceng Loan menunjuk ke dalam ruang kaca,"Kakak Bu telah dibakar mati oleh Kim Hun Tokouw." "Haaaah?" Wajah Na Siao Tiap pucat ia memang memandang ke dalam ruang kaca, tampak sebuah tungku dan sosok tubuh di atasnya, Namun ia tidak menyangka sama sekali kalau sosok yang tergantung di atas tungku itu Bee Kun Bu."Kakak Bu! Aku aku yang menyebabkan kematian-mu,"gumam Lie Ceng Loan sambil menangis sedih. "Tapi...bagaimana mungkin aku bilang tidak mencintai-mu?"Gumaman Lie Ceng Loan membuat Na Siao Tiap tereengang, Sebab gadis itu tidak tahu apa yang telah terjadi di situ, Namun ia telah menyaksikan sosok tubuh yang tergantung di atas tungku itu ternyata Bee Kun Bu. Air matanya pun langsung melelehLie Ceng Loan menatapnya, kemudian bangkit berdiri perlahan-lahan, dan sekaligus mendekati dinding ia jatuh duduk lagi di depan kaca dinding tersebut"Kakak Bu, kini" engkau telah mati. Aku pernah bilang, apabila engkau mati, aku pun tidak mau hidup lagi, sungguh!" ujarnya bernada tenang. Tiba-tiba Lie Ceng Loan tersenyum, lalu mendadak mengayunkan pedangnya ke lehernya terkejutnya Na Siao Tiap, Gadis itu tidak bisa berbuat apa-apa, karena berdiri agak jauh. sedangkan pedang itu sudah mendekat ke leher Lie Ceng Loan, Namun meskipun dalam keadaan gugup, jari Na Siao Tiap masih sempat memetik tali senar Cring! Cring.,.! dahsyat suara getaran piepa tersebut Seketika juga tangan Lie Ceng Loan menjadi lemas dan pedangnya pun langsung ter! Pedang itu jatuh ke lantai, Barulah Na Siao Tiap menarik nafas lega, dan cepat-cepat melesat ke sisi Lie Ceng Loan."Adik Loan! Kenapa engkau berbuat itu?""Kakak Siao Tiap. " Lie Ceng Loan mulai menangis sedih,"Kakak Bu sudah mati, maka aku tidak mau hidup lagi, Kenapa engkau menghalangiku? Aku. ""Adik Loan!" Na Siao Tiap memegang bahunya, padahal hati Na Siao Tiap juga berduka sekali, "Aku pernah dengar dari Kakak Pek, bahwa Bee Kun Bu pernah mengalami luka parah, yang nyaris menyebab-kannya mati. Pada waktu itu, engkau rela mendampinginya ke dalam kuburan, Benarkah itu?""Benar." Lie Ceng Loan mengangguk"Karena itu, engkau tidak perlu bunuh diri," ujar Na Siao Tiap, "Setelah kita membalaskan dendamnya, kita membuat sebuah kuburan besar untuk Bee Kun Bu, lalu kita berdua menemaninya di dalam kuburan itu selama-lamanya.""Kakak Siao Tiap...." Lie Ceng Loan tertegun "Engkau...engkau juga ingin menemaninya di dalam ku-buran?" "Ya." Na Siao Tiap mengangguk dengan air mata bereucuran "Aku... aku juga sangat mencintainya."Lie Ceng Loan adalah gadis yang berhati suci mendengar Na Siao Tiap mengaku mencintai Bee Kun Bu, hatinya sama sekali tidak panas maupun merasa cemburu, bahkan segera menggenggam tangan Na Siao Tiap erat-erat seraya berkata."Kakak Siao Tiap, sungguh sayang sekali, Kakak Bu tidak tahu kalau engkau juga mencintainya."Na Siao Tiap menghela nafas dan membatin, "Oh, ibu! Kjni orang yang kucintai telah mati, jadi aku tidak perlu memperdengarkan irama piepa padanya, sebab dia tidak akan mendengarnya.""Kakak Siao Tiap!" ujar Lie Ceng Loan lagi, "Aku... aku sebetulnya tidak ingin membunuh siapa pun, namun Kakak Bu dibakar mati oleh Kim Hun Tokouw, maka aku... aku harus membunuhnya."Na Siao Tiap mengangguk namun mendadak ia melihat Lie Ceng Loan terkulai Segeralah ia menahannya. Ternyata Lie Ceng Loan telah pingsan dengan wajah pucat pias, nafasnya pun sangat terkejutnya Na Siao Tiap, ia cepat-cepat memegang punggung Lie Ceng Loan sambil mengerahkan seberapa lama kemudian, Lie Ceng Loan siuman dan membuka matanya perlahan-Iahan."Kakak Siao Tiap.,." ujarnya lemah. "Aku telah terluka parah, mungkin tidak dapat membalaskan dendam Kakak Bu lagi.""Adik Loan!" Na Siao Tiap membelainya sambil berkata lembut "Aku akan menyalurkan hawa murniku ke dalam tubuhmu, agar lukamu segera membaiki "Kalau begitu, bukankah Kakak Siao Tiap akan kehilangan hawa murni?" ujar Lie Ceng Loan."Adik Loan!" Na Siao Tiap tersenyum getir "Kita sama- sama bernasib malang, maka engkau jangan berkata begitu."Lie Ceng Loan diam, kemudian memejamkan Siao Tiap menaruh Lie Ceng Loan ke bawah, Setelah itu ia duduk menghadap punggung Lie Ceng Loan. Sepasang tangannya ditempelkan pada punggung gadis Na Siao Tiap menyalurkan hawa murninya ke dalam tubuh Lie Ceng Loan. setengah jam kemudian, wajah Lie Ceng Loan sudah tidak begitu pucat lagi"Kakak Siao Tiap!" Lie Ceng Loan memberitahukan "Aku sudah merasa membaik, engkau tidak usah menyalurkan hawa murni lagi ke tubuhku."Na Siao Tiap mengangguk sambil melepaskan tangannya yang menempel di punggung Lie Ceng Loan, lalu bangkit berdiri, begitu pula Lie Ceng Loan dan memang tampak sudah berdiri menghadap dinding kaca, Ke duanya saling memandang sejenak, kemudian mendadak Na Siao Tiap mengayunkan tangannya melancarkan beberapa pukulan ke arah dinding kaca itu, Namun dinding kaca itu sama sekali tidak Lie Ceng Loan teringat sesuatu, lalu ber-kata. "Kakak Siao Tiap!" ia memberitahukan "Tadi aku melihatLam Kiong Siu melancarkan pukulan ke tempat itu."Lie Ceng Loan juga menunjuk ke dinding kristal tempat Kim Hun Tokouw memukul ke sana tadi, Na Siao Tiap memandang dinding kristal itu. ia manggul-manggut lalu segera memukul ke arah tersebut, dan terdengarlah suara "Kreeek". Dinding kristal itu bergerak, lalu tampak dinding kaca, Akan tetapi, mereka berdua justru terbelalak di dalam ruang kaca itu tidak kelihatan tungku maupun Bee Kun Bu lagi."Aaaakh.,.!" keluh Na Siao Tiap, "Kalau Kakak Pek berada di sini, dia pasti bisa membuka dinding kaca ini.""Kakak Pek terkurung di dalam formasi kabut kuning." Lie Ceng Loan memberitahukan."Apa?" Na Siao Tiap tertegun "Engkau bertemu dia?" "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk"Di mana engkau bertemu dia?" tanya Na Siao Tiap lagi."Di ruang itu. " Lie Ceng Loan memberitahukan "Penuhkabut kuning yang tebal, sehingga tidak dapat melihat apa pun di sana.""Adik Loan!" Ujar Na Siao Tiap. "Aku punya akal untuk mencarinya. Mari kita ke sana!""Kabut kuning itu sangat tebal, bagaimana mungkin kita mencarinya?" Lie Ceng Loan menggelengkan kepala."Begini! Engkau ajak aku ke tempat itu!" desak Na Siao Tiap."Baik." Lie Ceng Loan mengangguk sambil mengayunkan kakinya, Na Siao Tiap mengikutinya dari seberapa lama kemudian, mereka melihat kabut kuning yang tebal itu."Adik Loan, cepat berhenti!" ujar Na Siao Ceng Loan berhentL Na Siao Tiap lalu menarik ujung lengan baju luarnya, Benang yang tertarik keluar dari lengan baju itu dipegangnya erat-erat."Pegang baju luarku ini!" ujar Na Siao Tiap sambil menyodorkan baju luarnya kepada Lie Ceng Loan. "Engkau tunggu di sini, aku akan memasuki tempat itu, kemudian keluar lagi bersama benang yang kupegang ini." " Akal yangbagus." Lie Ceng Loan Siao Tiap mulai melangkah ke dalam kabut kuning itu, Dalam waktu sekejap ia sudah tidak kelihatan Ceng Loan berdiri di situ, Air matanya meleleh karena teringat kematian kekasihnya yang begitu mengenaskanBerselang beberapa saat kemudian, mendadak ia melihat di ujung kiri berkelebat dua sosok bayangan Lie Ceng Loan tertegun dan langsung membentak."Siapa?"Salah seorang menoleh ke arahnya, lalu tiba-tiba melesat ke arahnya pula, Lie Ceng Loan segera meluruskan pedangnya, agar orang itu tidak mendekati itu berhenti di hadapan Lie Ceng Loan sambil tersenyum senyum, ternyata Co melihat yang datang itu Co Hiong, Lie Ceng Loan menarik nafas lega."Saudara Co! Engkau juga ke mari?" tanya Lie Ceng Hiong dan Souw Peng Hai, sebetulnya bersembunyi di luar istana Pit Sia Kiong. Ketika mereka berdua melihat Na Siao Tiap memasuki istana tersebut, tak lama hari mulai gelap. Berselang beberapa saat kemudian, mereka pun melihat Kiu Tok Sian Ong bersama Lie Ceng Loan memasuki istana itu Hiong dan dan Souw Peng Hai tetap bersembunyi Mereka yakin bahwa di istana itu telah terjadi pertarungan hebat, Karena itu mereka pun berunding, dan bersepakat untuk memasuki istana Hiong dan Souw Peng Hai telah menduga, bahwa di dalam istana itu terdapat banyak jebakan, Oleh karena itu, mereka tidak berani berjalan ke sana ke mari, Namun akhirnya mereka pun kehilangan arah, Untung Co Hiong melihat sebuah jalan Mereka segera melesat ke sana dan melihat Lie Ceng Loan."Nona Li!" Co Hiong tertawa manis sambil menatapnya. ia tertegun ketika menyaksikan wajah Lie Ceng Loan pucat dan pipinya masih basah oleh air mata, "Apa yang telah terjadi?" tanyanya."Kakak Bu, dia.,." sahut Lie Ceng Loan terisak-isak. "Kenapa dia?" tanya Co Hiong heran."Dia... dia telah mati." Air mata Lie Ceng Loan mulai berderai.

cerita silat kitab sakti dalam gua